Mohon tunggu...
Nilot Maheswari
Nilot Maheswari Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar/SMAN 1 Ponorogo

Mendengar musik, membaca, travelling adalah hobiku, selebihnya melanjutkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Miris! Banyak Remaja Putri Menormalisasi Konsumsi Rokok dan Alkohol

26 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 26 Agustus 2024   09:06 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

     Indonesia disebut-sebut menjadi negara dengan jumlah perokok remaja terbanyak sejak 5 tahun terakhir yang sebagian adalah remaja putri. Hal tersebut juga diiringi dengan kabar peningkatan jumlah peminum alkohol di Indonesia yang beberapa terdiri dari remaja putri.

     Sangat disayangkan memang, terlebih lagi sudut pandang masyarakat di Indonesia terikat dengan norma yang membedakan gender antara laki-laki dan perempuan. Bahwa pergaulan, cara berbicara, dan kebiasaan antara laki-laki dan perempuan itu berbeda. Misalkan pemahaman masyarakat seperti laki-laki lebih bebas bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan perempuan harus menjaga martabat dan harga diri agar tidak dipandang sebelah mata.

     Jika kita melihatnya dari pendekatan norma, memang tidak pantas apabila seorang perempuan mengonsumsi rokok dan alkohol terutama remaja putri yang notabenenya masih dibawah umur. Ironisnya di era digital kini, mereka malah mengunggah perilaku buruk mengonsumsi rokok dan alkohol di media sosial. 

     Mungkin bagi mereka dengan mengonsumsi rokok dan alkohol dapat menambah rasa percaya diri yang menunjang eksistensi dalam bergaul. Pada kenyataan yang terjadi para remaja putri tersebut mendapatkan eksistensi berupa reputasi buruk yakni statement masyarakat yang menyebut "bukan perempuan baik-baik".

     Meskipun demikian, mereka tetap saja membela diri dengan dalih mencari ketenangan tersendiri dan ada pula yang beralasan karena muncul rasa penasaran. Penelitian yang dilakukan oleh Patana dan Elon (2019) menyatakan, informan memberi tanggapan mengenai rokok merupakan suatu kebutuhan yaitu; sebagai pelarian, penghilang stress, lagi santai, dan saat ketika berkumpul bersama teman serta rokok sudah menjadi suatu kebutuhan. 

     Hingga tak jarang kita jumpai putung rokok terselip diantara jari para remaja putri yang sedang bersantai di coffee shop dan angkringan pinggir jalan. Terkadang tampak sekelompok perempuan dengan jalan terhuyung-huyung keluar dari club party. Di media masa juga bertebaran informasi yang memuat sejumlah perempuan dari kalangan remaja maupun dewasa mengadakan pesta miras dengan bebas. Mungkin mereka telah menormalisasikan segala perbuatan yang menyimpang norma atas ego masing-masing, sungguh miris.

     Semestinya mereka paham, kebiasaan buruk tersebut dapat mengancam jiwa. Padahal pada kemasan rokok sudah tertera dengan jelas kalimat "merokok membunuhmu". Pemerintah juga tak bosan-bosan mengingatkan dampak dari konsumsi rokok dan alkohol terutama bagi perempuan. Dilansir dari www.biofarma.co.id akibat perempuan yang mengonsumsi rokok dan alkohol antara lain; infeksi kanker serviks, penyakit kardiovaskular, dan risiko infertilitas. Sementara itu, dalam literatur ilmiah milik National Library Of Madicine yang berjudul "Kecanduan Rokok, Alkohol, dan Narkoba serta Kesuburan Wanita" mengungkap tentang hasil studi klinis yang menunjukkan penurunan kesuburan wanita akibat konsumsi rokok, alkohol dan narkoba. 

      Penurunan kesuburan akibat rokok dan teman-temannya merupakan salah satu penyebab bayi lahir cacat, kemungkinan lain dapat terjadi kematian pada bayi. Tidakkah mereka sadar, perempuan diharapkan akan melahirkan generasi penerus bangsa yang hebat. Sudah menjadi kewajiban mereka untuk selalu menjaga martabat dan kesehatan reproduksi guna masa depan suatu bangsa.

     Ada baiknya para perempuan mengerti apa yang harus dilakukan agar tidak terjerumus dalam mengonsumsi rokok dan alkohol. Seperti mengelola stress dengan cara sehat menggunakan teknik relaksasi (yoga dan meditasi), mengisi waktu luang dengan kegiatan produktif yang mengarah pada pengembangan diri, kontrol diri dalam luasnya pergaulan, menghindari kondisi yang memicu untuk mengonsumsi rokok dan alkohol. Dukungan dari lingkungan sekitar juga diperlukan agar perempuan-perempuan sadar betapa pentingnya mereka, sehingga muncul kesadaran tentang menjaga diri sendiri dalam menentukan jalan mana yang akan mereka lalui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun