Candi Borobudur merupakan bangunan yang menjadi ciri khas dari Indonesia, sebagai candi dan monumen budha terbesar di dunia. Candi Borobudur merupakan sebuah daya tarik pariwisata yang sangat digemari oleh baik turis mancanegara maupun wisatawan lokal. Selain digunakan sebagai tempat wisata Candi Borobudur juga menjadi monument yang menjadi tempat ibadah serta sumber kajian ilmu dan budaya, sehingga harus dirawat dan dijaga.
Sebagai candi yang terbuat dari susunan balok-balok batu yang setiap potongan batunya disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu batu tersebut hanya ditumpuk dan disambung dengan suatu pola tertentu agar saling terikat. Karena bangunan Candi Borobudur yang tersusun dari tumpukan batu hal tersebut membuat perawatan candi haruslah sangat diperhatikan. Perbaikan atau pemugaran Candi Borobudur sendiri telah dilakukan sebanyak dua kali pada tahun 1907 dan 1911 serta pemugaran kedua pada tahun 1960-1973 dengan tujuan menjaga kelestariannya.
Pemerintah juga melakukan upaya-upaya perawatan dalam melestarikan Candi Borobudur, yaitu dengan menaikkan harga tiket naik Candi Borobudur. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pada potongan laman instagramnya "Kami juga sepakat dan berencana untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar untuk wisman dan turis domestik sebesar 750 ribu rupiah. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5000 rupiah saja. Sedangkan untuk masuk ke Kawasan Candi akan akan tetap mengikuti harga yang sudah berlaku." Rencana tersebut menuai banyak reaksi dan polemik dari masyarakat, pasalnya harga tiket tersebut naik sangat drastis dari 50 ribu menjadi 750 ribu.
Dalam menanggapi isu kenaikan harga tiket tersebut. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa kenaikan tiket hanya berlaku kepada para wisatawan yang akan naik ke atas candi. Untuk tiket masuk Kawasan candi sendiri masih sama. "Masuk kawasan dan naik ke candi, dua hal ini perlu disampaikan ke publik agar bisa tahu kenapa ada pembatasan orang naik ke candi," kata Ganjar. Pada laman Instagram Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno juga menambahkan bahwa "Maksimum kapasitas 1.200 per hari bagi pengunjung yang ingin naik ke atas candi adalah berdasarkan hasil kajian dan penilaian para ahli. Kembali saya tekankan, tujuan utamanya di sini adalah untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan, berbasis komunitas, dan mampu meningkatkan keberdayaan ekonomi masyarakat sekitar sekaligus mempertahankan kelestarian cagar budaya kita."
Kenaikan harga tiket naik Candi Borobudur sendiri dinilai menjadi keputusan yang kurang efektif, karena mempertimbangkan kondisi pariwisata di Indonesia yang saat ini baru saja pulih setelah pandemic. Dengan menaikkan harga tiket naik candi tersebut dapat melemahkan ekonomi pariwisata khususnya di area Candi Borobudur. Kenaikan tersebut juga dapat berpengaruh pada antusiasme pengunjung yang akan berkurang karena mereka hanya dapat memasuki Kawasan candi namun tidak dapat menaiki candi, sehingga dapat berdampak pada UMKM dan ekonomi masyarakat disekitar daerah candi Borobudur terganggu. Disamping tujuan pemerintah untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang berkualitas serta melestarikan cagar budaya, isu kenaikan harga tiket naik Candi Borobudur ini masih harus dikaji lebih lanjut.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI