Persoalan mencuci tangan di Indonesia masih dianggap hal remeh temeh yang sering diabaikan. Padahal, mencuci tangan terbukti lebih efektif mengontrol virus dibandingkan obat. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal The Cochrane Library yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air adalah cara paling sederhana dan efektif untuk menahan penyebaran virus dan bakteri, mulai dari virus penyebab flu, bakteri penyebab diare, hingga virus dan bakteri yang mematikan seperti penyebab Hepatitis A. Kuman-kuman yang berkembang di sekitar kita berukuran sangat kecil. Kuman penyebab penyakit tersebut dapat masuk ke dalam tubuh saat tangan yang tidak bersih menyentuh hidung, mulut, atau luka yang terbuka. Mencuci tangan dengan benar akan sangat mengurangi kesempatan menjalarnya kuman-kuman penyakit masuk ke dalam tubuh kita. Kebiasaan mencuci tangan yang sering dilakukan adalah dengan membasahi telapak tangan atau sekedar mencuci ujung jari. Kebanyakan anak-anak diajarkan mencuci tangan hanya sebelum makan nasi. Inilah kebiasaan salah yang dilakukan keluarga kita. Mencuci tangan bukanlah membasahi melainkan menggosok. Mencuci tangan yang benar adalah menggosok kedua belah tangan dari pergelangan hingga ujung jari dengan sabun dan air mengalir. Mencuci tangan tidak hanya setelah dan sebelum makan tapi juga pada kondisi-kondisi lain. Berikut 10 kondisi wajib mencuci tangan : 1. SEBELUM mempersiapkan dan menyantap makanan 2. SEBELUM mengobati luka dan merawat orang sakit 3. SEBELUM menggunakan atau melepaskan lensa kontak (contact lenses) 4. SESUDAH dari kamar mandi dan kamar kecil 5. SESUDAH memasak makanan mentah, seperti daging, ayam, atau ikan. 6. SESUDAH mengganti popok 7. SESUDAH bersin atau batuk 8. SESUDAH bermain atau menyentuh binatang 9. SESUDAH mengurus sampah 10. SESUDAH merawat orang sakit Lalu, bagaimana cara mencuci tangan? 1. Gunakan sabun. 2. Mencuci tangan di bawah air yang mengalir. 3. Cuci seluruh permukaan tangan, termasuk pergelangan, telapak, punggung tangan, jari-jari, dan di bawah kuku. 4. Keringkan tangan dengan handuk dengan cara menepuk-nepukkan handuk atau lap tangan, hindari menggosok agar kulit tidak merekah dan pecah, gunakan handuk sekali pakai jika memungkinkan. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sangat diperlukan. Derasnya air yang mengalir mampu membersihkan kuman. Berbeda dengan mencuci tangan dalam tembala atau kobokan. Praktek mencuci tangan seperti itu tidak dianjurkan karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor justru menjadi tempat berkumpulnya kuman penyakit dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah tersebut. Membersihkan tangan dengan sabun membantu untuk melepaskan lemak, minyak, dan protein di mana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organic. Cara lain yang popular dilakukan adalah membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptik berisi alkohol atau non alkohol. Namun, cairan pembersih tangan berbahan dasar alcohol tidak efektif membunuh bacteria lain seperti e-coli penyebab diare dan salmonella penyebab demam tipus. Mencuci tangan dengan antiseptik baru dianjurkan apabila keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, seperti dalam ketika dalam perjalanan. Selain dengan antiseptik, juga dikembangkan mencuci tangan menggunakan tisyu basah. Beberapa tisyu basah telah mengandung wewangian beralkohol, antibakteri, dan minyak almond agar kulit tangan tidak kering. Namun, menurut Hendrawan Nadesul, tisyu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan. Bagaimanapun, mencuci tangan telah menjadi obat terampuh untuk mengelak dari penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Mencuci tangan yang benar dan terbaik adalah mencuci seluruh tangan hingga ke bawah kuku dengan sabun dan air mengalir . Ayo Biasakan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan bernyanyi seperti dibawah ini : "Ada tujuh langkah, untuk cuci tangan, mulai dari depan, sampai ke belakang, sela-sela jari, buku-buku jari, kuku-kuku jari, jempol pergelangan” (Irama Lagu Dua Mata Saya) Selamat Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-Dunia, 15 Oktober 2011. (berbagai sumber, Nilna R. Isna - Sekjend ISMKMI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H