Mengulik Gaya Diplomasi Para Nabi II:
Nabi Sulaiman A.S
Negara merupakan aktor utama dalam proses komunikasi internasional. Namun seiring berjalannya waktu, aktor hubungan internasional juga mengalami perkembangan dalam makna dan perannya. Â
Modern ini macam-macam bentuk diplomasi dikenal dengan istilah nine track diplomacy (sembilan jalur diplomasi). Sembilan jalur diplomasi ini merupakan upaya konseptual yang bertujua untuk melihat proses penciptaan perdamaian internasional sebagai sistem yang berjalan dengan baik.Â
Aktor yang dimaksud semakin meluas pemaknaannya, tidak hanya pemerintah namun organisasi non-pemerintah, bisnis, masyarakat khusus (influencer), pembelajaran-penelitian, pelatihan dan pendidikan, aktivis (advokasi), diplomasi yang didasarkan pada keimanan (kepercayaan beragama), pendanaan dan terakhir diplomasi terbaru mengandalkan komunikasi serta media atau jalur informasi.
Salah satu diplomasi yang baru digaungkan pada masa modern ini, ternyata sudah jauh dipraktekkan oleh Nabi-nabi terdahulu. Seorang nabi merupakan pemengaruh (influencer) yang tak lekang oleh zaman. Nilai akan pelajarannya masih bisa dan relevan dilakukan sampai saat ini.
Diplomasi Nabi Sulaiman A.S
Nabi yang akan diangkat ceritanya, adalah seorang nabi yang berusaha mengajak seorang pemimpin dari negeri seberang untuk menganut ajaran Tauhid yang beliau ajarakan. Beliau adalah Nabi Sulaiman as., keturunan dari Yhuza bin Ya'qub.Â
Dalam sirah nabawiyah, Nabi Sulaiman as memiliki kendaraan berupa angin, keistiwemaan yang lain yang diberikan Allah SWT kepadanya adalah, ia mampu menundukkan bangsa jin dan setan, mengerti bahasa binatang serta sebagai raja ia memiliki kekayaan yang sangat melimpah.
Sulaiman bin Daud bin Aisya bin Awid merupakan salah seorang nabi yag memiliki cerita menarik tentang perjuangan diplomasinya. Yakni kisahnya yang mengajak pemimpin negeri Saba' yaitu Ratu Balqis untuk menganut ajaran tauhid. Gaya diplomasi yang digunakan Nabi Sulaiman dalam merangkul pemipin Saba' ini termasuk dalam kategori diplomasi persuasif.Â
Diplomasi persuasif merupakan gaya diplomasi yang mengedepankan negosiasi dan nilai upaya yang ada bersifat prefentif yakni lebih menghindari terhadap konflik dan perselisihan. Dalam hal ini Nabi Sulaiman mencontohkan dengan mengirim surat kepada Ratu Balqis. Surat yang dikirim itu kemudian ditanggapi baik oleh Ratu Balqis.
Ratu Balqis sesosok pemimpin yang juga tidak mengindahkan perang. Seperti yang tergambar pada sebuah kaliamt yang ia utarakan bahwa "lebih baik menghindari perang untuk melindungi rakyat dan aset negara".