Mohon tunggu...
Nilla Nurvian Sari
Nilla Nurvian Sari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Magister Universitas Budi Luhur Jakarta

Allah akan selalu ada pada orang yang berusaha dan berdoa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Waspada! Fenomena Gunung Es pada Kasus Bunuh Diri dalam Prespektif Berbudi Luhur

31 Agustus 2024   14:01 Diperbarui: 31 Agustus 2024   14:03 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga dan komunitas merupakan faktor penting dalam memberikan dukungan bagi individu yang mengalami masalah mental. Melatih mereka agar dapat mengenali tanda-tanda peringatan bunuh diri dan memberikan dukungan yang tepat dapat menjadi upaya pencegahan yang efektif.

Bekerja Sama dengan Instansi Terkait: 

Kolaborasi antara instansi pemerintah, sekolah, organisasi non-pemerintah (NGO), dan sektor swasta sangat penting untuk membuat program pencegahan bunuh diri yang komprehensif. Program ini bisa mencakup kampanye kesadaran, intervensi krisis, serta program pencegahan di tempat-tempat umum seperti sekolah dan tempat kerja.

Penelitian dan Data Tersentral: 

Pengumpulan data yang akurat dan tersentral sangat penting untuk memahami tren bunuh diri dan faktor-faktor penyebabnya. Dengan data ini, lembaga yang berkepentingan dapat mengidentifikasi kelompok risiko dan mengambil tindakan pencegahan yang lebih terarah. Data ini juga berguna untuk mengukur efektivitas program pencegahan dan intervensi yang sedang berlangsung.

Kesimpulan : 

Bunuh diri dalam presepektif berbudi luhur merupakan kematian yang bukanlah ketentuan dari Tuhan, melainkan jalan pintas yang ditempuh manusia karena keputusasaanya. Cara ini sangat keluar dari keinginan Tuhan, sehingga ia menempuh jalan kegelapan (melawan takdir) dan hidup dalam dosa; dosa yang besar. Ketika seseorang merasa seperti "mati" secara emosional, kehilangan cita-cita, atau tujuan hidup, sering kali yang mereka butuhkan adalah dukungan untuk kembali menemukan makna hidup dan kegembiraan dalam kehidupan sehari-hari. Keputusasaan karena penderitaan atau kesengsaraan, harus kita lawan dengan kesabaran, kerja keras, dan pasrah serta berdoa memohon ampunan dari Tuhan. Kita harus bangkit dari tidur, bergegas untuk bangun, kerja keras, sabar dan selalu mensyukuri apapun yang terjadi, berdoa dan pasrah adalah modal utama kita untuk mencapai keberhasilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun