"Ngomong-ngomong Ibu sudah lama tidak dengar kamu cerita tentang Dandy (bukan nama sebenarnya)? sudah berapa lama ya Ibu tidak mendengar tentang kabar dia?" Pertanyaan ibuku sangat mengagetkanku, untungnya kami sedang ngobrol ditelepon jadi beliau tidak melihat bagaimana ekspresiku. Sejenak aku terdiam, berpikir dan mengingat-ingat apakah aku belum menceritakannya pada ibuku? Aku menarik nafas, dan entah kenapa dengan suara bergetar aku menjawab "Bu, rasanya aku sudah pernah cerita sama ibu kalo Dandy sudah meninggal karena kecelakaan?" Kudengar ibuku kaget sambil teriak tertahan "Nak, kamu belum pernah menceritakannya sama ibu. Bagaimana kejadiannya?kok bisa?" Ibu memberondongku dengan pertanyaan-pertanyaannya, dan aku menjawab pelan. Entah kenapa hatiku terasa perih ketika menceritakannya lagi.
Setelah selesai ngobrol via telepon, aku merenung. Aku kembali mengingat memori itu. Dandy, seseorang dari masa laluku ketika aku kuliah. Menurut yang aku ingat, dia orang baik, terlalu baik. Malah aku yang sering bikin dia kecewa dan sakit hati. Bahkan ketika aku pindah ke luar kota setelah aku lulus kuliah, dia pun ikut pindah. Aku juga tidak tau alasan kepindahan dia sebenarnya. Komunikasi kami masih berjalan walaupun keadaannya tidak seperti dulu, tapi bisa dibilang hubungan kami baik-baik saja sebagai teman setidaknya itu menurutku. Sampai satu waktu aku dapat kabar dari temannya bahwa dia sudah pulang lagi, dan itu tanpa memberitahuku. Semenjak saat itu kami jarang sekali berkomunikasi.
Hingga saat aku menerima kabar itu, persis setahun yang lalu di pertengahan bulan Desember. Aku teriak dan menangis sejadi-jadinya tanpa memperdulikan sekelilingku. Aku tau aku sangat sedih, karena kehilangan seseorang yang dulu aku sayangi. Dan ketika merasakan hatiku sangat perih, aku jadi bertanya-tanya apakah benar aku hanya menyayanginya sewaktu dulu?kenapa aku merasa sangat kehilangan dia? Dan setelah saat itu, aku tau aku sangat sering memikirkannya walaupun dia sudah tidak ada.
Untuk beberapa saat memori-memori tentang dia selalu berputar-putar dikepalaku. Setelah tersadar bahwa aku melamun sangat lama, aku langsung ngambil air wudhu' Â lalu sholat dan dalam doaku aku mendoakannya semoga dia sudah tenang dan bahagia disana dalam pelukan Allah yang tentunya mencintainya.
Memang, seperti orang bilang, kita akan sangat merasa kehilangan seseorang setelah orang itu pergi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H