Sampah adalah masalah terbesar yang terjadi hampir di setiap negara. Kemudian sampah juga menjadi penyebab dari masalah lingkungan. Keberadaan manusia yang kian hari bertambah banyak juga menyebabkan produksi sampah terus meningkat. Dikarenakan aktivitas yang dilakukan manusia setiap harinya menyumbang sampah terhadap lingkungan sekitar. Era revolusi 4.0 sebagai puncak industrialisasi secara besar-besaran dan berkala, disertai dengan maraknya eksistensi media sosial yang membutuhkan spot foto sebagai tujuan basis sosial dan citra publik, menjadikan daerah sekitar pantai dan laut sebagai pusat utama akivitas manusia yang membawa dampak yang signifikan. Tanpa memperhatikan keadaan sekitar, banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan baik itu sampah organik maupun non-organik. Sampah-sampah tersebut jika tidak dikumpulkan dengan benar akan terbawa sampai ke laut, terutama sampah plastik yang sulit terurai dan memiliki massa yang ringan. Sampah yang terbuang ke laut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan ekosistem laut dan membahayakan populasi yang ada di laut.Â
Menurut Indonesia Solid waste Association (InSWA) produksi sampah di Indonesia mencapai 5,4 ton per tahun. Sampah plastik ini pada kehidupan air laut akan menganggu rantai makanan, dimana dalam hal ini plastik akan mempengaruhi terhadap organisme kecil seperti plankton yang telah teracuni akibat mengkonsumsi platik yang mengendap di dalam laut, maka hewan besar yang memakan planktn tersebut juga teracuni, dan masih banyak lagi kasus bahwa terdapat ikan besar yang mati karena didalamnya terdapat banyak sampah plastik yang tidak dapat terurai dalam pencernaannya.
Pantai sendang biru adalah salah satu pantai yang berada di Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Sumber Manjing Wetan. Pantai ini menawarkan keindahan yang digemari oleh para wisatawan. Terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di kawasan pantai sendang biru yang menarik masyarakat untuk membeli ikan disana karena harga yang ditawarkan lebih murah. Selain itu, terdapat Pulau Sempu diseberang pantai sendang biru yang tak kalah indahnya. Pantai sendang biru juga menjadi destinasi untuk memancing. Namun, karena banyaknya aktivitas tersebut menjadikan keindahan yang dimiliki pantai sendang biru pada dekade terakhir ini mengalami penurunan, dimana pantai yang indah tersebut kini sudah dipenuhi dengan sampah plastik yang berserakan di sekitar pesisir pantai dan di perairan laut. Degradasi lungkungan di Pantai Sendang Biru Malang dikarenakan banyaknya para wisatawan yang membawa dan membeli makanan membuang bungkusnya di sekitar pantai. Kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh pengunjung ini dapat menyebabakan kerusakan pada biota laut yang ada, pasalnya sampah tersebut sudah mulai tenggelamn dan menyebabakan pencemaran akan lingkungan sekitar. Tak hanya itu, kurangnya fasilitas tempat sampah juga menjadi penyebab pengunjung membuang sampah sembarangan, "kalau mau membuang sampah harus keliling nyari dulu mbak, syukur kalo nemu. Disini tempat sampah umum jarang ditemukan. Makanya banyak pengunjung yang lebih memilih membuang sampah sembarangan" ucap Soni, pengunjung pantai sendang biru. Maka dari itu, perhatian dari pengelola maupun pemerintah setempat untuk fasilitas penunjang dikawasan tersebut sangat diperlukan.
Ingatkah sahabat? Pernah viral bungkus plastik mie yang diperkirakan telah berusia 19 tahun, pada bungkus mie tersebut bertuliskan "Dirgahayu 55 Tahun Indonesiaku". Bungkus plastik mie tersebut ditemukan oleh mahasiswi yang sedang melakukan penelitian di pantai sendang biru pada tahun 2019. Â Dapat diketahui secara jelas bahwa plastik sulit untuk dilakukan penguraian oleh mikroorganisme yang ada di dalam tanah dan juga di air, sehingga plastik merupakan salah satu momok terbesar kerusakan lingkungan laut di Indonesia terutama di pantai Sendang Biru Malang. Banyaknya sampah plastik di pantai ini turut mengundang sejumlah mahasiswa dan para aktivis peduli lingkungan yang turut andil dalam penanganan sampah yang ada di tempat tersebut.
Pada pantai Sendang Biru ini sampah plastik juga tidak terlepas dari adanya botol bekas minuman, kecerobohan para nelayan pada saat membuang jaring dan sampah lainnya. Banyak spesies hewan laut mati karena terjerat jaring para nelayaan yang tidak bertanggung jawab, seperti halnya lumba-lumba dan penyu yang kesulitan untuk bergerak karena tersangkutnya jaring di tubuhnya. Membuang sampah plastik yang dianggap sepele oleh banyak orang ini tentunya tidak memikirkan terhadap dampak bagi kerusakan lingkungan sekitar. Banyaknya sampah yang terdapat di pantai sendang biru ini akan berdampak pada berbagai hal, antara lain: merusak keseimbangan nutrien laut, membahayakan keselamatan hewan bawah laut, merusak terumbu karang, mengurangi populasi fitoplankton, dan berbahaya bagi kesehatan manusia lewat rantai makanan maupun karena keterbatasan akan sanitas air bersih. Sampah yang berserakan dan bertumpukan juga mengurangi keindahan pantai tersebut dan menimbulkan bau yang tidak sedap, "Kalau lewat daerah sekitar TPI saya selalu menutup hidung, selain bau amis juga bau dari sampah-sampah yang ada disekitarnya" kata Izza.
Pesona keindahan pantai sendang biru menjadi tercoreng dengan banyaknya sampah dan batu-batuan berserakan di sepanjang garis pantai. Kurangnya penyediaan tempat sampah umum, dan kurangnya perhatian pemerintah setempat, merupakan penyebab banyak sampah yang berserakan dan nampak kotor. Selain itu sarana dan prasarana wisata yang mendukung di lokasi wisata tersebut dirasa kurang memadai. Harapan kedepannya, fasilitas-fasilitas pendukung dapat segera dibangun untuk menunjang potensi wisata yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H