Mohon tunggu...
Nila
Nila Mohon Tunggu... Wiraswasta - F W

Suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pangeran SMA

10 Agustus 2020   09:28 Diperbarui: 25 Agustus 2020   12:41 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpisahan akhirnya sampai pada batasnya. Artinya bahwa kita harus mengakhiri sesuatu hal. Untuk dapat memulai dengan yang baru. Demikian juga di dalam sekolah ini. SMA dilalui oleh kakak kelas 3 dan segera memasuki sebuah universitas. Namun selalu saja ada hal -- hal kecil yang menyebabkan kita enggan untuk berpisah. Apalagi meninggalkan kenangan yang pernah tergores di dalamnya. Terbaca melankolis tetapi ini adalah fakta yang tak dapat dipungkiri. 

Kebiasaan -- kebiasaan di sekolah lama yang lebih tepat dikatakan sebagai keselaluan. Karena selalu dilakukan setelah lulus yaitu perpisahan sekolah. Tak perduli digelar pesta atau tidak, ramai -- ramai atau sederhana. Pastilah sekolah manapun di dunia ini melakukannya.

Begitu pula di sekolah kami. Setelah pesta meriah di aula sekolah. Beberapa teman dekat dari kelompok pergaulan tertentu membuat pesta tersendiri. Kelas Kak Ryan melakukan ini dengan mengundang beberapa adik kelas. Termasuk Aulia, Nera dan beberapa teman sekelasnya. Pesta digelar di sebuah villa. Bukan menyewa tetapi milik kedua orang tua Kak Ryan yang terkaya.

Jumlah para siswa yang rencananya akan hadir di villa pada hari Minggu pukul 14.00 adalah sebanyak 50. Acara dimulai dengan dihadiri oleh walikelas Kak Ryan. Satu per satu berlangsung dengan lancar. Jam pertama selama satu jam, diisi dengan acara seremonial yang agak membosankan. Disusul acara makan dan santai dengan sambung rasa hingga dua jam berikutnya. Barulah ada acara hiburan khusus yang dimainkan oleh kami selama sejam.

Jam menunjukkan pukul 18.00. Adalah waktu istirahat sejenak. Sebelum acara konyol dan ngocol dibuka. Yaitu perlombaan -- perlombaan gila penuh keakraban diantara para siswa yang hadir.  Tentu saja ini dilakukan karena walikelas kami sudah pamit pulang. Acara makin bebas. Karena tidak ada yang mengawasi lagi.

Kak Ryan memberi saran untuk membuat acara pesta kolam renang. Banyak yang setuju. Karena terlihat seru dan mengasyikkan. Tetapi karena banyak teman -- teman laki -- laki yang norak. Mereka sengaja melepaskan pakaian mereka dan berenang bugil. Maka ini membuat suasana menjadi keruh dan penuh jeritan ! Benar -- benar gila ! Melihat kondisi kurang nyaman ini, sang ketua ditemani oleh Kak Ryan memberikan peringatan keras. Mereka membacakan beberapa persyaratan yang wajib untuk dipatuhi. Antara lain, tidak boleh berenang bugil. Tidak ada pemaksaan seksual. Tidak boleh membahayakan teman -- teman yang lain terutama perempuan. Jika dilakukan, maka sang ketua akan memberikan hukuman berat !    

Bagi yang tidak ingin berenang, maka bisa memilih untuk duduk -- duduk santai di pinggir kolam. Atau menikmati kesejukan udara di taman bunga. Sambil minum atau ngemil. Ngobrol dan melihat -- lihat apa saja yang dilakukan teman. Mereka di dalam kolam yang luas tersebut. Seperti yang dilakukan Nera dan Dewi.

Pesta berakhir penuh kenangan manis yang tak terlupakan.

Setahun berlalu setelah acara perpisahan dengan Kak Ryan

Nera dan teman -- teman lulus ujian akhir sekolah. Mereka ada yang melanjutkan kuliah di sini, keluar kota atau keluar negeri. Seperti yang dilakukan oleh Nera untuk memilih kuliah di Kota Paris.

Di Kota Paris. Pertemuan dengan Gery

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun