Surabaya, 17 Mei 2023 – Psikoedukasi cara meningkatkan emosi dilakukan oleh mahasiswa Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sebagai kegiatan dari Konversi Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan KKN sebagai pertanggungjawaban atas aplikasi disiplin ilmu dari teoritis ke empiris serta merupakan perwujudan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara penuh yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian ini merupakan bagian dari Program MBKM BKP Proyek Kemanusiaan.
Nilatur Rohmatika mahasiswa Psikologi Untag Surabaya dibawah bimbingan Ibu Aliffia Ananta, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Dosen Pembingbing Lapangan pada Rabu, 17 Mei 2023 pukul 15.30 – 17.00 WIB pelaksanaan psikoedukasi yang berjudul “Psikoedukasi Regulasi Emosi Sebagai Upaya Menjaga Kesejahteraan Psikologis Pasien Kanker dan Pendamping” di Aula Pertemuan Yayasan Kanker Indonesia Cabang Koordinator Jawa Timur. Sasaran psikoedukasi ini adalah pasien kanker dan pendamping. Tujuannya agar pasien dan pendamping di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Koordinator Jawa Timur dapat beradaptasi dengan lebih baik dalam berbagai situasi kehidupan.
Para pasien dan pendamping juga turut aktif dalam menjawab beberapa pertanyaan dari mahasiswa. Setelah kegiatan psikoedukasi, mahasiswa memberikan buku saku yang juga dapat membantu meningkatkan pemahaman para pasien dan pendamping terkait cara meregulasi emosi dan terdapat lembar kerja mengenai validasi emosi yang bisa mereka tulis ketika sedang merasakan emosi.
Pengusulan program pengabdian didasari karena kurangnya pemahaman akan mengelola emosi. Sehingga perlu adanya psikoedukasi bagi pasien kanker dan pendamping untuk memberikan pemahaman mengenai cara regulasi emosi serta pendamping juga memahami bahwa dukungan sosial penting untuk diberikan kepada pasien kanker. Pada kesempatan ini Nilatur Rohmatika menjelaskan mengenai pengertian emosi, pengertian regulasi emosi, manfaat melakukan regulasi emosi serta cara melakukan regulasi emosi. “Materi ini sebagai bentuk upaya meningkatkan regulasi emosi. Karena, jika pasien dan pendamping telah memahami cara mengendalikan kondisi emosi yang dialaminya maka emosi negatif tidak akan merugikan diri sendiri bahkan orang-orang yang ada disekitarnya” Ujar Nilatur. Dengan adanya psikoedukasi ini diharapkan para pasien dan pendamping dapat menerapkan cara meregulasi emosi di kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka dapat mengenali emosinya dengan melakukan berbagai hal yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H