Pendidikan agama Islam merupakan bagian integral dari identitas dan nilai-nilai yang dimiliki umat Muslim. Namun, dalam era digital dan perkembangan teknologi informasi seperti sekarang, generasi Z (yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an) menghadapi sejumlah tantangan yang unik dalam memahami dan menerapkan ajaran agama Islam. Berikut ini adalah beberapa permasalahan utama yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya:
Generasi Z sering kali terpaku pada pemahaman agama Islam yang sekadar permukaan. Terpengaruh oleh informasi dari internet atau media sosial yang kadang tidak terverifikasi, mereka rentan terhadap pemahaman yang dangkal atau bahkan salah. Kurikulum pendidikan agama Islam perlu dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam dan relevan dengan konteks zaman sekarang, serta mengedepankan diskusi kritis.
Dalam sebuah dunia yang terus berubah dan semakin terbuka, generasi Z sering kali menghadapi tekanan untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam dengan nilai-nilai sekuler atau modern. Ini dapat menimbulkan konflik batin dan kebingungan moral, di mana mereka harus memilih di antara nilai-nilai agama dan tekanan sosial yang mereka hadapi sehari-hari.
Aktivitas sehari-hari yang padat dan tekanan akademis sering membuat generasi Z kesulitan untuk menjadwalkan dan melaksanakan praktik ibadah secara konsisten. Sebagai contoh, waktu yang dihabiskan untuk kegiatan ekstrakurikuler atau perangkat digital bisa menggeser prioritas terhadap ibadah, seperti shalat atau membaca Al-Quran.
Dalam kehidupan yang semakin materialistik dan berorientasi pada kesuksesan dunia, generasi Z cenderung mengabaikan aspek spiritualitas dalam pendidikan agama Islam. Hal ini dapat menyebabkan mereka kehilangan kedalaman pengalaman spiritual dan koneksi langsung dengan nilai-nilai yang diwariskan oleh agama Islam.
Solusi yang Dapat Dilakukan:
- Penggunaan Teknologi dengan Bijak: Memanfaatkan teknologi dalam pendidikan agama Islam untuk menyebarkan informasi yang akurat dan mendalam, serta untuk memfasilitasi diskusi dan interaksi yang memperdalam pemahaman agama.
- Kurikulum yang Relevan dan Interaktif: Merancang kurikulum yang tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mengaitkan ajaran agama Islam dengan tantangan modern yang dihadapi generasi Z, sehingga relevan dan memicu diskusi kritis.
- Membangun Komunitas dan Mentoring: Mendorong pembentukan komunitas yang mendukung di lingkungan sekolah atau di luar sekolah untuk saling menguatkan dalam praktik keagamaan dan memperdalam pemahaman.
- Pendidikan Karakter: Memasukkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum agama Islam untuk membantu generasi Z mengembangkan integritas moral yang kuat dan ketangguhan dalam menghadapi tekanan sosial.
Dengan pendekatan yang holistik dan adaptif, pendidikan agama Islam dapat mempersiapkan generasi Z untuk menjadi individu yang kokoh secara spiritual dan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama Islam, sehingga mampu menghadapi tantangan zaman modern dengan keyakinan dan integritas yang tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H