Mohon tunggu...
Nila Syarifah Agustina
Nila Syarifah Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi INISNU Temanggung

Menulis, Membaca Novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Pendidikan dan Implikasinya terhadap Tujuan Pendidikan

10 November 2022   17:43 Diperbarui: 10 November 2022   17:49 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://imadiklus.or.id/Perkembangan pendidikan yang dilakukan setelah Indonesia merdeka membuahkan hasil yang cukup mengesankan, sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia secara umum jauh lebih baik. Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing, berilmu dan berteknologi serta bermoral dan berbudaya bukanlah tugas yang relatif mudah. Hal ini dikarenakan dunia pendidikan kita terus menghadapi berbagai permasalahan internal yang cukup mendasar dan kompleks. Kami masih memiliki beberapa masalah yang pada dasarnya dirantai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Buruknya mutu tingkat sekolah dasar sangat penting untuk segera ditangani, karena sangat mempengaruhi pendidikan selanjutnya, salah satunya bersentuhan dengan masalah internal pendidikan.

Ada beberapa masalah utama. Pertama, rendahnya pemerataan kesempatan belajar (pemerataan), tingginya angka putus sekolah dan lulusan yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Identik dengan ciri-ciri kemiskinan, bukankah fenomena yang menyakitkan?

Kedua, efisiensi internal dan eksternal, karena lamanya masa studi melebihi waktu normal yang telah ditentukan, disebut pentingnya pendidikan sistem pendidikan, yang menyebabkan pengangguran tenaga kerja terdidik, yang cenderung terus bertambah. Secara empiris tren pertumbuhan pengangguran pendidikan disebabkan oleh perkembangan kehidupan komersial yang masih didominasi oleh usaha-usaha besar terbatas yang menekankan pada efisiensi (padat modal dan teknologi). Oleh karena itu, peningkatan kebutuhan akan pekerjaan jauh lebih kecil daripada peningkatan jumlah lulusan dari lembaga pendidikan.

Ketiga, kemerosotan moral dan etika, menyebabkan hilangnya tanggung jawab dan solidaritas sosial, seperti tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini, pendidikan agama menjadi landasan moral dan etika yang sangat penting, dan akhlak mulia harus diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, menjadi landasan yang kuat bagi stabilitas moral dan etika memasuki masyarakat.

Problematika Pendidikan 

Sarana dan Prasarana Kualitas pendidikan antara sekolah perkotaan dan pinggiran kota  masih  cukup tinggi. Kita sering melihat secara langsung atau melalui televisi, media sosial lainnya dan surat kabar bahwa situasi sekolah di pedesaan dan daerah terpencil masih jauh dari memadai. Misalnya, kondisi bangunan yang rapuh bahkan nyaris ambruk, dan atap yang bocor saat musim hujan, saat proses belajar mengajar seringkali sulit dilakukan. Isu sarana dan prasarana merupakan isu kunci bagi perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan  Indonesia.

Rusaknya fasilitas pendidikan seperti ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium yang tidak mendukung proses pembelajaran yang kondusif merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karena proses pembelajaran tidak efisien. Dukungan pemerintah, seperti renovasi ruang kelas, belum mencapai potensi penuhnya. Prosesnya hanya bagian-bagian tertentu saja, seperti atap dan pengecatan. Kekurangan lainnya juga pada kuantitas dan ketersediaan buku, ketersediaan buku di  perkotaan, daerah pinggiran dan perbatasan, masih terdapat kekurangan dalam ketersediaan dan kualitas buku. Ketersediaan buku merupakan penunjang pendidikan yang sangat penting karena  menunjang keberhasilan pembelajaran.

Ada banyak  kurikulum dan tantangan pembelajaran di Indonesia. Hal-hal tersebut berkontribusi terhadap pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Kurikulum  di Indonesia terlalu kompleks dan kurikulum yang dipraktikkan di Indonesia terlalu kompleks dibandingkan dengan kurikulum  di negara maju. Hal ini berlaku baik bagi guru maupun siswa. Siswa merasa kewalahan dengan  materi yang tak terhitung jumlahnya untuk dipahami dan dipelajari. Siswa harus bekerja keras untuk memahami dan mengikuti materi target. Kedua keadaan ini berkontribusi pada kesalahpahaman siswa terhadap semua materi yang diajarkan. Tugas guru semakin menumpuk dan tidak optimal untuk mengajar siswa. Guru tentu berusaha mencapai materi dengan tujuan pengajaran. Guru harus melanjutkan materi meskipun masih banyak siswa yang  kesulitan. Hal ini tidak sesuai dengan peran seorang guru.

Implikasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan harus berperan. Tujuan pendidikan tidak boleh mengabaikan salah satu unsur dasar seseorang, agar masing-masing berkembang dan tetap dalam keadaan baik. Kegagalan pendidikan untuk menghasilkan unsur-unsur ini mengakibatkan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi peran khalifah. Lalu  apa tujuan pendidikan Islam? Menurut Jalaluddin, tujuan pendidikan Islam  harus dirumuskan dari nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam filsafat pendidikan Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun