Mohon tunggu...
Nila Sari
Nila Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

2000002005

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Orangtua dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak ADHD

15 Juli 2022   11:45 Diperbarui: 15 Juli 2022   20:21 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan orang tua dan anak sangat penting untuk membantu anak dalam masa perkembangannya baik dalam perkembangan sosial, emosional dan kognitif pada anak. Setiap anak mempunyai kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda oleh karena itu salah satu yang menjadi faktor penting dalam membantu tumbuh kembang anak yaitu dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu mulai dari lingkungan keluarga hingga masyarakat luas. Dalam mendidik anak orang tua merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya, orang tua adalah ayah dan ibu yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk keberlangsungan hidup anaknya mulai dari masa kecil anak sampai anak menjadi dewasa.

Kondisi yang baik di lingkungan rumah dan pemenuhan nutrisi yang cukup untuk anak serta interaksi komunikasi yang aktif antara orang tua dan anak sangat berpengaruh untuk perkembangan perilaku dan karakter pada anak. Orang tua bertanggungjawab untuk menyediakan lingkungan yang aman, memantau semua aktivitas yang dilakukan anak, membantu menstimulasi tumbuh kembangnya mulai dari perkembangan sosial, emosional, kognitif, motorik, dan bahasa serta memenuhi semua kebutuhan anak untuk sehari-hari.

Dalam membantu tumbuh kembang anak orang tua harus mengetahui bahwa setiap anak mempunyai tahapan perkembangan yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak khususnya pada anak berkebutuhan khusus dengan jenis ADHD. ADHD (Attention Deficit Hperactivity Disorder) merupakan salah satu kondisi anak berkebutuhan khusus dengan gangguan pada perilaku. Jenis kebutuhan khusus ini adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik pada anak yang menyebabkan anak cenderung melakukan aktivitas secara berlebihan dan mempunyai kontrol emosi yang tidak stabil.

Terdapat 3 karakteristik pada anak ADHD (Attetion Deficit Hperactivity Disorder) yaitu: 1) Inatensi (kesulitan anak dalam memusatkan perhatian), 2) Implusivitas (kesulitan anak dalam menahan keinginan), 3) Hiperaktivitas (kesulitan yang dialami anak dalam mengendalikan gerakan pada dirinya). Selain memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak normal pada umumnya, anak ADHD juga memiliki problem, dimana problem tersebut dibedakan menjadi dua yaitu masalah disekolah dan masalah dirumah. Masalah dirumah yang sering dijumpai yaitu anak lebih mudah cemas dan mengalami gangguan psikomotor, cenderung keras kepala dan mudah marah apabila keinginanya tidak terpenuhi. Masalah-masalah yang sering terjadi dan di alami anak ADHD ini membuat anak menjadi kurang mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Tak jarang anak ADHD di anggap nakal dan sering mengalami penolakan/ejekan baik itu dari keluarga maupun dari orang yang ada disekitarnya seperti teman sebayanya, padahal hal ini sangat tidak boleh dilakukan oleh orang yang ada di sekitarnya karena bisa membuat anak ADHD tidak percaya diri dan susah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Faktor utama yang dapat membantu tumbuh kembang anak ADHD dalam mengembangkan karakternya yaitu peran orang tua sebagai fasilitator yang memberikan perhatian, pemahaman serta dukungan pada anak.

Menurut Hewett & Frank D (1968) penanganan dan pelayanan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus yaitu :

  • Sebagai pendamping utama (as aids), yaitu orang tua berperan sebagai pendamping utama dalam membantu tercapainya tujuan layanan penanganan dan pendidikan anak.
  • Sebagai advokat (as advocates), yaitu mengerti, mengusahakan, dan menjaga hak anak dalam kesempatan mendapat penanganan yang tepat dan pendidikan sesuai dengan anak yang menjadi karakteristik khususnya.
  • Sebagai sumber (as sources), orang tua menjadi sumber data yang lengkap dan benar mengenai diri anak dalam usaha intervensi perilaku pada anak.
  • Sebagai guru (as teacher), orang tua bisa berperan menjadi pendidik bagi anak dalam kehidupan sehari-hari di luar jam sekolah dan mengawasi anak ketika melakukan aktivitas di luar jam sekolah.
  • Sebagai diagnostisian (as diagnosticians), orang tua bisa menjadi penentu karakteristik dan jenis kebutuhan khusus dan berkemampuan melakukan treatment, terutama di luar jam sekolah. Orang tua menjadi salah satu faktor penentu bagi keberlangsungan hidup seorang anak dengan berkebutuhan khusus. Orang tua dalam hal ini memegangan peranan yang penting, sebagai pendamping utama, advokat dan sumber informasi bagi anak dan guru,

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan anak menjadi ADHD yaitu:

  • Faktor Genetik: Anak yang mempunyai orang tua penyandang ADHD memiliki delapan kali kemungkinan mempunyai resiko mendapatkan anak ADHD tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa genetik yang di bawa oleh kakek nenek akan menular pada anak dan cucunya. Hal ini mungkin saja bisa di hindari jika orang tua mngetahui gejala pada anak menjadi ADHD sejak usia dini lebih awal dan belum terlambat, orang tua bisa memberikan penanganan yang tepat pada anak yaitu dengan cara orang tua melakukan terapi dokter khusus untuk anak berkebutuhan khusus sehingga anak akan mengalami keadaan yang lebih baik untuk keberlangsungan hidupnya.
  • Faktor Fungsi Otak: Terdapat dua sistem mekanisme yang bekerja dalam otak yaitu sel-sel saraf (eksitasi) dan penghambat sel-sel saraf (inhibisi). Pada anak ADHD sepertinya sistem kerja saraf ini lebih lambat dan mempunyai kapasitas yang lebih kecil sehingga menyebabkan fungsi otak pada anak bekerja lebih lama dan kurang maksimal membuat anak mengalami perkembangan lebih lama dibandingkan dengan anak normal pada umumnya.
  • Faktor Lingkungan: Faktor lingkungan yang menyebabkan anak ADHD di antaranya yaitu lingkungan psikilogis (interaksi dengan orang lain, berbagai kejadian dan penanganan yang telah diberikan), lingkungan berupa fisik seperti (makanan, obat-obatan dan menyinaran), lingkungan biologis (cidera pada otak anak, radang otak, dan komplikasi saat melahirkan).

Terlihat bahwa faktor utama yang menyebabkan anak menjadi ADHD yaitu disebabkan oleh faktor genetik dan manajemen pola asuh anak yang salah. Sebagai orang tua yang mempunyai tangungjawab atas keberlangsungan hidup seorang anak diharapkan orang tua bisa menjadi pendamping yang baik dan bisa memberikan penanganan yang tepat.

Menurut Nuraisyah (2013) terdapat hubungan yang baik antara orang tua dan anak dalam mengatasi anak hiperaktif, diantaranya, adalah:

  • Mengidentifikasi segi positif

Setiap anak mempunyai segi positif dalam hidupnya sekalipun Ia tergolong menjadi anak yang hiperaktif dan mempunyai tingkat emosi yang berbeda dengan anak pada umunya. Satu hal yang salah dan sering terjadi di lingkungan keluarga, bahwa orang tua seringkali memberikan label pada anaknya dan membanding-bandingkan kemampuan yang dimiliki anak dengan saudara kandung maupun teman sebayanya. Perlu diketahui bahwa setiap anak mempunyai potensi diri dan perkembangan yang berebeda-beda. Adapun beberapa peraturan yang bisa orang tua berikan pada anak yaitu: jelas dan abstrak, diawali dengan orang tua memberikan peraturan yang mudah dalam jangka waktu yang pendek, ketika menjelaskan sesuatu pada anak orang tua tidak menerangkannya dengan nada marah-marah, dan yang terakhir orang tua harus bisa menyesuaikan tingkat perkembangan anak dan tidak memberikan tugas yang banyak pada anak.

  • Memberi hadiah

Ketika anak berhasil melakukan sesuatu orang tua bisa memberikan reward yang brsifat: langsung diberikan, menyenangkan hati anak, konsisten yang berati diberikan pada yang benar-benar berhasil dan bukan karena paksaan/rengekan, disampaikan dengan hangat dan dibarengi dengan pujian.

Cara mencegah anak jadi hiperaktif disarankan untuk orang tua melakukan hal sebagai berikut:

  • Orang tua harus selalu menghargai anak
  • Orang tua harus bisa mengenali kelebihan dan bakat anak
  • Orang tua bis menggunakan teknik-tenik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif misalnya memberikan pujian kepada anak ketika anak berhasil menyelesaikan tugas yang diberikannya
  • Memberikan ruang gerak yang cukup untuk anak melakukan aktivitas dalam menyalurkan kelebihan energinya
  • M orang taua bisa membantu anak dalam bersosialisasi baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan luar
  • Orang tua dan keluarga harus bisa menerima semua keterbatasan anak
  • Dengan membersikan dukungan dan semangat orang tua bisa membantu membangkitkan rasa percaya diri anak
  • Bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya dan memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan interaksi di lingkungan sekolah
  • Anak diberikan kesempatan untuk mengelola perilakunya sendiri dengan bimbingan dan di dampingi langsung oleh orang tua.

Peran orang tua dalam menangani anak ADHD sangatlah penting. Penanganan orang tua yang baik akan memeberikan dampak yang baik pada proses tumbuh kembang anak. Berbagai macam pola asuh yang di teliti oleh para ahli seperti pola sacara otoriter, permisif, ataupun demokratis menjadi tolak ukur bagi orang tua untuk menentukan penanganan yang tepat bagi anak ADHD. Perkembangan anak ADHD akan tercapai secara optimal apabila anak mendapatkan pola asuh yang baik dan penanganan yang tepat. Melalui orang tua anak ADHD dapat bersosialisasi dan melakukan interaksi dengan baik terhadap lingkungan sekitar. Penanganan dalam hal menigkatkan kemampuan hidup anak berkebutuhan khusus akan lebih baik dengan dukungan dan penerimaan dari keluarga. Anak ADHD yang mendapatkan penanganan yang tepat, baik dari orang tua maupun pendidik di sekolah akan sangat mudah membantu anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.

Referensi:

Putri, I. A. D., & Budisetyani, I. G. A. P. W. (2020). Penyesuaian diri orangtua dengan anak yang mengalami gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Jurnal Psikologi Udayana, 20-27.

 Awiria, A., & Dariyanto, D. (2020). Analisis faktor-faktor penyebab Anak menjadi Attention Defict Hyperactive Disorder di SDN Teluk Pucung 01 Kota Bekasi. Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 4(2), 141-147.

 Dani, D. E. R., & Ichsan, I. (2021). Peran Orang Tua Dalam Mengemabngkan Karakter Anak Penderita Adhd (Attention Deficit Hperactivity Disorder). WANIAMBEY: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(2), 99-111.

Mingkala, H. (2021). Pendampingan Peran Guru Dan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Hiperaktif Serta Cara Menangani Anak Hiperaktif. Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian, 1(1), 27-34.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun