Mohon tunggu...
nila putri adifiana
nila putri adifiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang tertarik pada dunia pendidikan dan opini publik.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Tak Adil Jika Kau Terus Terluka

2 Januari 2025   09:54 Diperbarui: 2 Januari 2025   09:54 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Keadilan adalah hak yang seharusnya dimiliki setiap orang, terlebih dalam sebuah keluarga, tempat di mana cinta dan kasih sayang seharusnya menjadi fondasi utama. Namun, apa jadinya jika seorang anak perempuan merasa keluarganya tak pernah memberikan keadilan? Ketika ibu, yang seharusnya menjadi pelindung, justru dinilai terlalu egois untuk melihat luka yang dialaminya?

Banyak anak perempuan tumbuh dengan harapan mendapatkan tempat istimewa di hati orang tuanya, terutama seorang ibu. Sayangnya, realita terkadang tak seindah harapan. Ada ibu yang mungkin terlalu sibuk mengejar keinginan pribadi hingga melupakan bahwa anaknya juga membutuhkan perhatian, pengakuan, dan keadilan.

Anak perempuan ini mungkin sering bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa aku selalu harus mengalah? Mengapa kebahagiaanku tidak pernah menjadi prioritas?" Ia melihat perlakuan ibunya yang lebih memikirkan dirinya sendiri, mengabaikan suara dan kebutuhan anaknya. Keegoisan itu perlahan melukai hati, membuatnya merasa tak diinginkan atau tak cukup berarti.
Lebih menyakitkan lagi, luka ini sering kali disembunyikan. Anak perempuan tersebut terjebak dalam dilema---ia mencintai ibunya, tetapi juga merasa kecewa. Ia ingin berontak, namun takut dianggap tidak berbakti. Ia ingin dimengerti, tetapi suaranya selalu dianggap angin lalu.

Namun, sampai kapan ia harus terus terluka? Keadilan dalam keluarga seharusnya menjadi hal yang wajib diperjuangkan. Ibu, sebagai sosok yang paling dekat, memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan rasa aman dan adil bagi anaknya. Tidak adil jika ibu terus-menerus memprioritaskan dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan anaknya.

Penting bagi para ibu untuk merenung: apakah keegoisan mereka berdampak buruk pada anak-anaknya? Apakah mereka pernah berhenti sejenak untuk mendengar, memahami, dan mengakui perasaan anak-anaknya? Karena pada akhirnya, keluarga adalah tempat di mana cinta seharusnya mengalahkan ego.

Untukmu, anak perempuan yang merasa tak pernah diberi keadilan, ingatlah bahwa perasaanmu valid. Kau berhak mendapatkan cinta tanpa syarat dan perhatian yang tulus. Kau tak sendirian, dan perjuanganmu untuk didengar adalah hal yang wajar. Jangan biarkan luka itu mengakar. Sebaliknya, bicarakan, jika memungkinkan. Perjuangkan dirimu dengan cara yang baik.

Dan untuk para ibu, ingatlah bahwa keadilan dalam keluarga bukan hanya soal pembagian peran, tetapi juga soal memberikan kasih sayang yang merata, memahami anak-anak, dan mengutamakan kebahagiaan mereka. Karena menjadi seorang ibu bukan hanya soal melahirkan, tetapi juga mencintai tanpa syarat.

Tak adil jika kau terus terluka, maka berhentilah menjadi alasan dari luka itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun