Pada tulisan sebelumnya saya menyinggung tentang makna kebiasaan yaitu suatu hal yang dikerjakan secara rutin tanpa harus memikirkannya terlebih dahulu. Kebiasaan dapat menentukan profil Anda dalam lingkungan sosial. Diri Anda saat ini adalah hasil dari kebiasaan-kebiasaan Anda. Kali ini saya akan kaitkan kebiasaan dengan efektivitas. Apa hubungan antara keduanya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Saya ingin mengajak Anda melihat makna Efektivitas dari hasil penelitian Bapak Stephen R. Covey seorang yang dikenal dengan konsep Universalnya The 7 Habits of Highly Effective People.
Pernahkah Anda membaca atau didongengkan cerita Angsa dan Telur Emas? Loh, apa kaitannya dengan efektivitas? Yuk saya ceritakan sebuah dongeng karya Aesop yang sudah ada sejak 550 sebelum Masehi ini.
Dahulu kala, hidup seorang petani miskin yang memiliki seekor angsa. Ajaibnya pada suatu hari si angsa mengeluarkan telur emas dan telur tersebut terus diproduksi setiap hari.
Si Petani pun menjadi petani kaya dengan menjual telur-telur emasnya. Tetapi karena keserakahan, si petani tidak sabar dengan telur emas yang hanya keluar 1 butir per hari. Sampai suatu hari si petani memotong sang angsa agar dapat menjadi lebih kaya dengan cepat karena berpikir di dalam tubuh angsa itu terdapat alat penghasil telur emas. Malangnya, ketika sudah dipotong, si petani tidak menemukan apapun di dalam tubuh angsa. Sekarang dia tidak bisa mendapatkan telur emas lagi dan kembali menjadi petani miskin.
Dari cerita dongeng di atas, si petani telah membunuh keefektivitasan. Jadi dimana letak efektivitas?
Jawabannya ada pada proses yang terjadi dalam produksi telur emas. Dalam buku The 7 Habits of Highly Effective People karya Stephen R. Coveydikatakan bahwa Efektivitas adalah keseimbangan antara produksi (P) dan kapasitas produksi (KP). Di dalam cerita ini P adalah telur emas dan KP adalah si angsa, efektivitas terjadi ketika keduanya seimbang sehingga menghasilkan kekayaan yang luar biasa secara terus menerus bagi si petani apabila si angsa dirawat dengan baik.
Nah bagaimana cara menerapkannya dalam kehidupan?
Stephen mengatakan bahwa manusia pada dasarnya ingin menjadi orang yang sukses. Namun sukses saja tidak cukup, perlu adanya kesinambungan. Sukses yang terus menerus. Hal ini lah yang dikaitkan dengan kebiasaan manusia. Apabila ingin menjadi sukses dalam bidang yang Anda inginkan, baik di kehidupan pribadi dan kehidupan profesional, maka lakukanlah kebiasaan yang efektif, yaitu kebiasaan yang mampu membawa pada tujuan hidup kita. Kebiasaan yang mengakar dan konsisten. Apa saja kebiasaan tersebut? Dan darimana kebiasaan itu dimulai?
Pada tulisan selanjutnya saya akan membahas Paradigma dan kebiasaan pertama yang mampu membawa kita pada keefektivitasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H