Mohon tunggu...
Nilam Alfa Salmah
Nilam Alfa Salmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan swasta/mahasiswa

Bang Chan adalah orang yang memotivasiku untuk menjadi orang yang produktif.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Seorang Gus Harus Jadi Panutan?

5 Juni 2024   15:48 Diperbarui: 5 Juni 2024   15:59 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

      

          Panggilan gus dan ning sebagian orang masih asing dengan panggilan tersebut. Gus merupakan panggilan anak laki-laki atau putra kiai sedangkan ning panggilan anak perempuan kiai. Panggilan tersebut biasanya digunakan di pesantren Jawa. Maka dari itu, orang yang di luar Jawa masih banyak yang belum mengetahui tentang panggilan tersebut.

            Sedang ramai dibicarakan di media sosial tentang gus yang pacaran dan clubbing. Gus yang dibicarakan termasuk content creator yang mana memiliki branding islami. 

Hal tersebut tentunya mengejutkan dan mengecewakan penggemarnya. Seorang gus yang seharusnya panutan malah melakukan hal yang dilarang oleh agama. Terkait hal itu bukanlah rumor belaka melainkan ada teman mantan pacarnya posting video seorang gus sedang clubbing bersama teman kampusnya. Akan tetapi video yang diposting itu video lama sebelum seorang gus tersebut terkenal atau banyak penggemarnya.

            Melihat dari postingan terkait video clubbing, tentunya banyak warganet berkomentar. Ada yang berspekulasi bahwa video tersebut diposting untuk mencemarkan nama baik dan mengambil kesempatan dikarenakan orang yang ada dalam video sudah dikenal banyak orang di media sosial. 

Akibat dari postingan video tersebut tentunya banyak yang mengecam, membenci, dan menilai seperti pernyataan dari warganet yakni seorang gus yang notabenenya memiliki branding islami seharusnya menjadi contoh dan panutan malah melakukan hal yang dilarang agama. 

Ada pula yang memberi pernyataan bahwa seorang gus juga manusia biasa karena tidak ada manusia yang tak melakukan dosa dan adakalanya orang yang berilmu atau berdosa melakukan hal-hal yang dilarang agama. Apalagi penggemar yang kecewa terkait isu yang terjadi pada gus kesayangannya itu. Dapat dilihat di media sosial, banyak perempuan sebagai penggemar berhalusinasi menjadi istri gus atau ustad. Bukan ilmu yang dicari akan tetapi paras yang dicari untuk bahan halusinasi.  

            Mengingat isu-isu sebelumnya, pernah ada berita seorang kiai yang memperkosa santrinya. Hal tersebut tidak menjamin orang yang memiliki julukan gus, ustad maupun kiai itu suci. Apalagi orang biasa yang berharap mendapatkan jodoh seorang gus, atau siapa pun yang dikenal religius pun tak luput dari dosa. 

Terkait harapan memiliki jodoh yang religius itu tak ada salahnya akan tetapi coba perbaiki diri dahulu, dekati Tuhan, dan tak lupa ibadahnya. Karena, kalau tak berjodoh dengan orang yang religius setidaknya diri sendiri sudah menerapkan ilmu agama. Ali bin Abi Thalib pernah berkata "Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia." Serta firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al- Insyirah ayat 8: "dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap".

            Dari nasihat sayyidina Ali bin Abi Thalib dan firman Allah, mengingatkan kita bahwasanya jangan terlalu berharap atau memiliki harapan sepenuhnya pada manusia karena manusia tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Seharusnya kita berharap pada Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun