Mohon tunggu...
Nila Kusyarina
Nila Kusyarina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PMI IAIN Salatiga

Community Development

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sistem Belajar Daring, Anak Merdeka (Belajar/Bermain) Saat Pandemi?

10 Juni 2020   22:27 Diperbarui: 11 Juni 2020   22:19 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedikit sekali yang memeperhatikan apalagi merespons guru ataupun dosen. Aplikasi lain juga bagus untuk digunkan. Seperti Google Drive, Aplikasi Zoom Room dan lain sebagainya.

Masalah kedua, seorang pengajar dibingungkan dengan metode apa yang harus digunakan untuk siswa SD. Karena, kebanyakan siswa SD belum mempunyai Handphone. Otomatis orang tua mereka lah yang menghandle semua jenis kegiatan pembelajaran. 

Beban orang tua bertambah, selain memikirkan kebutuhan rumah tangga juga kebutuhan tambahan berupa paket kuota. Ironinya banyak orang tua yang belum mampu memakai aplikasi yang dimaksud oleh pengajar.

Membingungkan memang, belajar daring terus dievalusi oleh pemerintah. Namun, pertanyaannya apakah siswa dan mahasiswa benar-benar  belajar? Ataukah mereka merdeka bermain? Kebanyakan mahasiswa ketika menerima materi hanya melihat dan absensi selebihnya membuka chat lain selain group kelas. 

WA Group tidak bisa interaktif dan diskusi jarang hidup ketika tidak bertatap muka. Sebagian besar perguruan tinggi tentu telah memiliki sistem internal untuk penyelenggaraan pembelajaran daring di kampus. 

IAIN Salatiga memberikan kuota gratis untuk para mahasiswa, karena ketika mahasiswa "dirumahkan" masalah utama adalah terletak pada kuota dan jaringan. Para pelajar dan mahasiswa ketika dihadapkan dengan belajar daring, maka ini merupakan tantangan bagi kita. Karena kita dipacu untuk madiri dalam arti tidak bergantung pada sikap terbatas pada materi tatap muka yang disampaikan dosen di dalam kelas. 

Kita ditantang untuk bisa berenang lebih jauh agar dapat memperoleh makan yang lebih banyak. Apakah kita sanggup? Harus benar-benar berperang dengan diri sendiri untuk belajar tanpa pengawasan.

Apakah pelajar ketika hanya diberi tugas kita benar-benar belajar? Anak usia SD-SMP tidak menghiraukan adanya tugas. Pandemi menurut mereka adalah liburan yang mana bebas bermain tanpa belajar. 

Realitas dilapangan, anak-anak didesa kebanyakan tidak mengetahui tugas serta kegiatan pembelajan yang guru mereka ajarkan.  Harusnya belajar dengan daring dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa dan mahasiswa. 

Dengan pemanfaatkan teknologi sebagai media belajar, siswa dan mahasiswa dapat melakukan proses membaca diblog dengan mudah dan menilik konten-konten kreatif dengan leluasa.

Tapi lagi-lagi masalah pemanfaat teknologi kurang tepat guna. Harapan merdeka belajar menjadi merdeka bermain. Semoga pandemi cepat tiada agar kita dapat kembali bertatap muka.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun