Mohon tunggu...
Nia Rahman
Nia Rahman Mohon Tunggu... Konsultan - In Communication We Trust

Work Hard, Travelling a Lot. Tell your story to the world!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Literasi, Komunikasi, dan Anak Jaman Now

15 Januari 2023   01:15 Diperbarui: 15 Januari 2023   01:20 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hal yang lebih membagongkan terjadi saat acara sudah mulai berlangsung. Saat narasumber pertama menyampaikan materi, beberapa siswa malah memainkan lato-lato. Main HP saat orang lain bicara saja sudah nggak sopan, ini malah main lato-lato. Seorang guru tampak menegur siswa tersebut. Mereka berhenti sejenak, dan beberapa menit kemudian mengulangi lagi permainannya. Suara lato-lato terdengar bersahut-sahutan dengan suara pembicara.

Seorang guru kembali menegur. Kejadian ini berlangsung hingga 3-4 kali, hingga akhirnya sang guru berteriak dari pinggir "Kalau tidak berhenti lato latonya ibu ambil!" . Saya sungguh sakit kepala melihat ini. Di kepala saya melayang-layang kata adab. Ternyata bukan hanya siswa PKBM yang dari latar belakang keluarga tidak mampu yang memiliki masalah adab. Siswa sekolah unggul pun ternyata perlu mencari adabnya.

Selanjutnya, saya dapat menyimpulkan audiens kali ini ternyata tak sesuai ekspektasi. Saat sesi diskusi dan tanya jawab, sejumlah peserta yang tunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan dengan iming-iming hadiah, tampak berfikir lama untuk pertanyaan sederhana dari moderator.

"Ada yang tau, soda itu termasuk jenis minuman apa?" Seorang siswa menjawab setelah berfikir beberapa detik "Ngg...sprite, fanta.."
"Buku apa yang dibaca dalam 1 minggu ini? Ada yang berani maju dan ceritakan isinya kepada teman-teman di sini?" . Hening, tidak ada yang bergerak. Bahkan sekedar membaca komik pun tidak ada. Bagaimana kita bicara literasi kalau anak-anak yang sangat mampu menyisihkan uang jajannya untuk membeli buku ini tidak ada yang membaca buku?

Tahun lalu, saya bertemu salah satu guru besar dari Universitas Airlangga di Surabaya. Dalam obrolan ngalor ngidul, beliau melontarkan keluhan susahnya menghadapi mahasiswa saat ini. "Seperti ada yang saya sampaikan tapi mereka tidak paham. Kalau dibilang saya yang tidak bisa mengajar, tapi saya ini sudah puluhan tahun mengajar lho, mahasiswa saya sudah banyak yang jadi orang," demikian kurang lebih perkataan beliau saya ingat.


Dapat dikatakan kemampuan literasi dan cara berkomunikasi, tidak bisa dikatakan disebabkan latar belakang keluarga, status sosial ataupun tingkat pendidikan. Seringkali kita 'mewajarkan' anak-anak dari keluarga tidak mampu atau putus sekolah memiliki cara berkomunikasi yang kurang baik. Nyatanya, hal yang sama juga ditemukan di kelompok siswa dari keluarga mampu, meskipun dalam bentuk yang berbeda.

Kejadian-kejadian di atas, semakin menguatkan kita betapa pentingnya menggerakkan literasi di segala usia. Baik anak-anak hingga dewasa bahkan paruh baya. Literasi tidak sekedar membaca. Namun lebih dari itu, literasi adalah memahami, menyadari dan mengimplementasikan dalam sikap dan perbuatan. Literasi baik, akan berdampak pada komunikasi dan adab yang lebih baik lagi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun