Iklim memang memaksa manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Salah satunya adalah cuaca yang sangat panas, dan bahkan pada tahun 2023-2024, Bumi diperkirakan akan mencatat suhu rata-rata terpanas yang pernah tercatat.
Namun, perubahan iklim tidak hanya berpengaruh pada cuaca saja, tetapi juga pada fisik manusia, termasuk otak kita. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ilmuwan kognitif bernama Jeff Morgan Stibel dari Museum Sejarah Alam di California mengungkapkan adanya hubungan antara perubahan iklim dan penyusutan ukuran otak manusia. Menurut penelitian ini, hubungan tersebut sangatlah signifikan. Morgan mengatakan bahwa melalui analisis catatan iklim dan sisa-sisa manusia selama 50.000 tahun, dapat ditemukan respons adaptif yang muncul. Hal ini akan membantu manusia memahami bagaimana kita dapat berubah sebagai respons terhadap tekanan lingkungan.
Morgan mengamati bagaimana ukuran otak dari 298 spesimen Homo berubah selama 50.000 tahun terakhir, terkait dengan peningkatan suhu global. Ketika suhu iklim menjadi lebih hangat, rata-rata ukuran otak mengalami penyusutan yang lebih signifikan dibandingkan dengan saat suhu iklim lebih dingin.
Morgan mendapatkan data tentang ukuran tengkorak dari sepuluh sumber penerbitan yang berbeda, dengan total 373 pengukuran dari 298 tulang manusia selama 50.000 tahun. Ia mempertimbangkan perkiraan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan wilayah geografis dan jenis kelamin untuk memperkirakan ukuran otak. Fosil-fosil tersebut dikelompokkan berdasarkan usia mereka, dan Morgan melakukan penelitiannya dengan membandingkan empat rentang usia fosil yang berbeda, yaitu 100 tahun, 5.000 tahun, 10.000 tahun, dan 15.000 tahun, untuk membantu menjelaskan kesalahan penanggalan.
Morgan membandingkan ukuran otak dengan empat catatan iklim, termasuk data suhu yang diperoleh dari European Project for Ice Coring in Antarctica (EPICA) Dome C. Inti es di EPICA Dome C memberikan pengukuran suhu permukaan yang akurat selama lebih dari 800.000 tahun. Analisis yang dilakukan menunjukkan pola umum perubahan ukuran otak pada Homo, yang berkorelasi dengan perubahan iklim saat suhu naik dan turun. Manusia mengalami penurunan yang signifikan dalam ukuran otak rata-rata, sekitar lebih dari 10,7 persen, selama periode pemanasan Holosen.
"Mengingat tren pemanasan global yang terjadi belakangan ini, sangat penting untuk memahami dampak perubahan iklim, jika ada, terhadap ukuran otak manusia dan pada akhirnya perilaku manusia," ujar Morgan seperti yang dikutip dari Science Alert. Ia juga menambahkan bahwa tingkat kelembapan dan curah hujan juga memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan otak. Pola evolusi ini menunjukkan bahwa pemanasan global yang sedang terjadi dapat berdampak buruk pada kognisi manusia.
"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat memprediksi ukuran otak Homo, dan perubahan evolusioner yang terjadi pada otak mungkin merupakan respons terhadap tekanan lingkungan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah dampak perubahan iklim pada fisiologi Homo adalah hasil langsung dari perubahan suhu atau efek tidak langsung dari perubahan elemen lingkungan lainnya," tutupnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H