Mohon tunggu...
Renungan Nilai Kehidupan
Renungan Nilai Kehidupan Mohon Tunggu... -

Nilai Kehidupan adalah renungan harian dwibulanan yang terbit sejak 2007 di Bandung. Untuk berlangganan, silakan hubungi redaksi dengan nomor (022) 5225786.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berakar di dalam Dia

26 Mei 2010   01:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:58 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15 : 5B)

Bayangkan jika saat ini Anda berada di sebuah mobil yang sedang melakukan perjalanan jauh, misalnya kunjungan bisnis ke beberapa tempat. Anggap saja Anda sebagai pengemudinya yang selalu ‘stand by’ di tempat kemudi. Kota tujuan pertama telah sukses di kunjungi, saat ini Anda bersiap melakukan kunjungan ke kota berikutnya. Kali ini Anda masih bertugas sebagai pengemudi. Tanpa alasan yang jelas, di tengah perjalanan tiba – tiba Anda melepaskan stir kemudi dan pindah tempat duduk sementara mesin mobil dalam keadaan hidup dan kendaraan sedang melaju. Sesuatu yang tidak diinginkan pasti terjadi yaitu sebuah kecelakaan. Mobil yang Anda tumpangi bisa menabrak mobil lain, masuk ke jurang atau terhempas jauh ke luar jalan.

Ilustrasi sederhana ini adalah gambaran nyata dari kehidupan kekristenan. Ketika pertama kali menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kehidupan orang percaya bukan lagi dikendalikan oleh diri sendiri melainkan dalam kendali Roh Kudus yang dimeteraikan dan terpatri dalam dirinya. Agar buah – buah Roh Kudus terlahir dari dalam diri kita maka seluruh aspek kehidupan kita harus berakar di dalam Dia. BERAKAR DI DALAM DIA ADALAH KEHIDUPAN YANG SENANTIASA DI PENUHI DENGAN ROH KUDUS dan melahirkan buah – buah-Nya. Untuk dapat berakar di dalam Dia tindakan sederhana yang harus dilakukan adalah memiliki relasi (hubungan) yang intim secara pribadi dengan Dia.

Saat teduh, doa pribadi dan persekutuan dengan saudara seiman adalah cara seseorang dalam membangun relasi dengan Tuhan dan sesama. Tindakan ini adalah langkah awal yang tepat karena bersumber dari kebenaran Firman Tuhan dan sebagai langkah aplikatif dari iman kita kepada Dia. Sudahkah Anda melakukannya ? [WB]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun