Kategori antara Islam dan  Ideologi Pancasila sebagaimana dalam judul tulisan ini sebenarnya kurang tepat, sebab membuat kategori dengan menyebut Islam, maka yang seharusnya disebut pula adalah jenis agama lain, misalnya Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan seterusnya.Â
Sementara itu ketika kita menyebut nama pancasila, maka yang lainnya juga perlu disebut, agar kategori itu sekufu, liberalis dan komunis.
Islam merupakan sebuah agama, sementara Pancasila merupakan filsafat hidup dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena nya, di negara Pancasila Islam itu bisa hidup bahkan berkembang, bahkan juga sangat diperlukan. Demikian pula untuk konsep Pancasila akan menjadi semakin jelas ketika masyarakatnya menjalankan agamanya berdasarkan keyakinannya masing-masing.
Atas dasar pandangan itu, maka diantara Pancasila dan Islam tidak perlu dihadapkan, dan dikagumi sebagai dua hal yang kontras. Seharusnya yang dibangun adalah Pancasila yang memerlukan agama Islam, demikian pula untuk agama yang lainnya seperti Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan lainnya.Â
Berbagai jenis agama tersebut menganut falsafah Pancasila dalam bernegara, maka memiliki keluasan untuk tumbuh bahkan berkembang. Berbagai jenis agama banyak yang mengakui dan mempersilahkan kepada umatnya untuk menjalankan ajaran agamanya dengan sebaik mungkin.
Ketika negara memberikan kesempatan kepada agama Islam atau bahkan agama yang lain untuk berkembang, maka sebenarnya itu tidak berseberangan dengan keyakinan agama Islam, agama yang di bawakan oleh Nabi Muhammad dan diturunkan di jazirah Arab, beliau menyatakan tidak ada paksaan dalam beragama, dan itu artinya, seseorang menjadi Penganut Nasrani, Yahudi, Hindu, Budha, dan lain-lainnya yang dipersilahkan oleh Islam.Â
Namun, Islam merupakan agama dakwah. Umatnya diperintahkan untuk mengajak kepada Islam. Akan tetapi, ajakan itu dilarang untuk dilakukan dengan cara memaksa. Berdakwah, ajakan, atau bahkan seruan itu kalau bisa dapat dilakukan dengan cara yang baik, dengan hikmah, atau dengan cara lembut dan bahkan bijak. Keyakinan tentang sebuah kebenaran itu harus di sampaikan dengan yang benar, bijak, dan kalau bisa dengan cara yang terbaikÂ
Bahkan di dalam mengajak kepada orang lain, selain agar disampaikan dengan cara yang lemah lembut dan bijak, tetapi juga harus ditingkatkan agar dijalankan dengan sesuai contoh. Islam itu dipandang sebagai jalur menuju keselamatan, kenikmatan, dan kebahagiaan.Â
Mengajak ke jalur yang sedemikian itu juga harus dilakukan dengan ketauladanan atau bisa melalui contoh. Seseorang yang selalu mengajak kepada kesalahan, tetapi dirinya sendiri tidak mampu untuk menjalankannya, maka dia juga berhak mendapatkan teguran dengan cara yang keras.
Tidak ada pemaksaan dalam beragama, Islam memberitahu konsep yang disebut juga dengan petunjuk. Petunjuk itu datang nya hanya dari Allah. Untuk sesama manusia, bahkan sesama nabi sekalipun, itu hanya berperan sebagai pemberi peringatan atau pemberi kabar. Bagi seorang muslim itu berhak menolaknya, sebenarnya hal tersebut tidak menjadi salah satu urusan yang berwenang bagi setiap manusia. Tugas bagi seorang muslim itu hanya sekedar memberi peringatan atau bahkan cuman menyampaikan peringatan nya saja.
Pemahaman yang sedemikian itu dalam kehidupan bernegara, yang mana negara tersebut menganut falsafah Pancasila, Pancasila memberikan peluang sebesar-besarnya yang di berikan kepada rakyat untuk menentukan keyakinan dirinya masing-masing. Sebab dengan cara itu bisa menghargai rakyat nya serta memberi peluang untuk menjalankan keyakinannya. Namun hal yang tidak sama sekali diizinkan adalah paksa, apalagi satu sama yang lain nya saling bermusuhan, mau hal sebesar apapun itu tidak akan lagi dibolehkan di negeri ini.