Mohon tunggu...
nila ain
nila ain Mohon Tunggu... -

love my life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Khasiat Bulu Babi Pada Masyarakat Suku Bajo

7 Maret 2010   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:34 2486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aku adalah seorang anak nelayan bugis yang terlahir di lingkungan pantai nelayan yang mayoritas penduduknya adalah suku bajo. Suku bugis terkenal sebagai pelaut yang ulung begitu pula suku bajo, hanya saja sku bajo tidak bisa hidup diatas gunung. Laut adalah tempat tinggal sekaligus tempat mereka mencari makan. Naluri alami untuk mengolah laut agar bisa bertahan hidup diperoleh turun-temurun dari nenek moyang mereka. Suku bajo sangat menghormati adat istiadat dan selalu menjaga kerukunan setempat.

Betapa mereka menghargai tamu ketika bertandang kerumahnya. Kerjasama paling nyata yang dapat terlihat dalam hal mata pencaharian dan rumah tinggal. Rumah panggung yang dibangun dipinggiran pantai saling berdekatan dan dihubungkan dengan jalan setapak dari sambungan kayu-kayuan tak ada yang membuat pagar rumah seperti di kota. kebersamaan dan persatuan dan kesatuan yang dibangun diantara mereka spontanitas dan turun temurun.

Masih jelas ku ingat ketika aku berusia 8 tahun, aku membantu Tija untuk membuat atap dari daun kelapa yang sebelumnya direndam semalaman di bawah rumah panggungnya. kandungan Air laut menjadikan daun lebih awet dan mudah dilekukkan sehingga mudah dijahit. Tija adalah teman sekolah ku, tapi ia hanya bisa bersekolah sampaikelas 2 SD, karena umurnya telah 12 tahun dan kebiasaan suku bajo yang menikah dini ,dia telah mempunyai anak. Padahal dialah rival terberatku di kelas.

Bagi kami laut adalah wahana bermain terindah di dunia. Kami bisa seharian menghabiskan waktu untuk mendayung perahu mencari ikan, menyelam untuk mendapatkan bulu babi(Echinodermata), teripang (Timun Laut)hingga air surut untuk mencari siput dan kerang . Biasanya hasil tangkapan kami masak di rumah-rumahan yang telah kami buat dari sisa-sisa atap kelapa bekas tiupan angin topan yang menyerang rumah ku.

sampai saat ini yang paling ku rindukan adalah sensasi ketika buli babi di bakar. Bagian dalamnya dibersihkan kemudian bagian atasnya di tutupi kertas. Asap dalam bulu babi mengeluarkan bau yang wangi. Hmmm… sedap,aromanya sangat khas.

Hasil pencarianku pada om google, bahwa berdaasarkanhasil penilitian yang dilakukan oleh Delianis di Institut Obag dan bahan Alam Undip membuktikan bahwa bulu babi ternayta mengandung protein dalam jumlah yang sangat besar yakni mencapai 80 % . kandungan bulu babi yang telah di ekstrak dicobakan pada hewan Mencit (tikus). Mencit yang diberi makan bulu babi ternaya memiliki kandungan hormone testosterone hamper sama dengan mencit yang disuntik hormone testosterone “stamina dan vitalitas pria dipengaruhioleh banyaknya sperma yang diproduksi sperma, sehingga mendukung hasil penelitian tentang khasiat bulu babi. Kata Delianis ” hmmm apakah karena banyakmakan bulu babi Tija sekarang memilki 5 anak ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun