Mohon tunggu...
Niko Saputra
Niko Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Love

Cinta itu Ibarat "Kentut"? Masa Iya!

18 November 2024   19:57 Diperbarui: 18 November 2024   19:58 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta sering kali digambarkan dalam berbagai metafora yang romantis, mulai dari bunga yang mekar hingga api yang membara. Namun, ada satu perumpamaan yang cukup unik dan mungkin terdengar aneh cinta itu ibarat kentut. Meskipun terdengar lucu bagi setiap orang yang mendengarnya analogi ini sebenarnya mengandung makna yang dalam tentang sifat cinta itu sendir. Ihsanudin, A. A. (2012). 

  Tiba-Tiba dan Tak Terduga terkadang kita sudah mengalami Kentut datang tanpa bisa diprediksi. Kadang-kadang, Anda bisa menahan nafas dan berusaha menghindarinya,agar supaya tidak ketahuan tetapi pada akhirnya ia keluar juga, dengan cara yang tidak selalu Anda harapkan. Cinta pun demikian---ia datang tiba-tiba, kadang tanpa pemberitahuan. Kita tidak bisa selalu mengatur kapan dan bagaimana perasaan itu muncul, bahkan saat kita berusaha menghindarinya. Cinta dapat muncul begitu saja, dengan intensitas yang terkadang mengejutkan, tanpa bisa kita kontrol sepenuhnya.

 Membebaskan dan Melegakan Meskipun kentut kadang dianggap tabu atau memalukan, kenyataannya ia memberikan rasa lega bagi tubuh setiap jiwa Begitu juga dengan cinta. Walaupun cinta bisa terasa kompleks, membingungkan, atau bahkan menyakitkan, pada akhirnya ia membawa rasa kebahagiaan dan kepuasan yang mendalam. Cinta adalah perasaan yang membuat kita merasa bebas, seolah beban hidup menjadi lebih ringan. Sama seperti kentut yang memberi kenyamanan fisik, cinta memberikan kenyamanan emosional yang membuat hidup terasa lebih lengkap dan harmonis.

 Kadang kalah sesuatu yang tidak sepenuhnya bisa kita kendalikan. Terkadang, meski kita berusaha menahannya, ia akan tetap keluar. Cinta pun begitu. Kita tidak selalu bisa memilih siapa yang kita cintai, atau kapan kita akan jatuh cinta. Ada kalanya cinta datang dengan cara yang kita tidak inginkan atau dengan orang yang tidak kita harapkan. Cinta datang dengan sendirinya, meskipun kita berusaha mengendalikannya.

 Kentut sering kali menjadi bahan pembicaraan yang menggelikan atau bahkan memalukan. Meskipun demikian, ia tetap bisa mengundang tawa atau percakapan ringan. Cinta pun sering kali menjadi topik yang tak terduga dalam hidup kita. Cinta bisa datang dalam bentuk yang lucu, canggung, atau bahkan memalukan---tetapi tetap menjadi bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. Seperti kentut yang kadang bisa membuat kita tertawa atau merasa canggung, cinta juga kadang datang dengan cara yang mengundang berbagai reaksi yang tidak kita sangka-sangka. Seperti kentut yang bisa mengisi udara dan memengaruhi suasana di sekitarnya, cinta pun memiliki kekuatan yang besar untuk memengaruhi orang-orang di sekitar kita. Cinta bisa menular, membawa keceriaan, kedamaian, kebucinan atau bahkan rasa cemas. Ketika seseorang jatuh cinta, seringkali orang di sekitarnya ikut merasakannya. Sifat cinta yang "menyebar" ini mirip dengan kentut, yang meskipun terlihat sederhana, bisa mengubah suasana di sekitar kita.

 Cinta bisa menjadi sesuatu yang memalukan. Terkadang kita merasa canggung mengungkapkan perasaan kita kepada orang lain atau saat cinta berakhir dengan cara yang tidak kita harapkan. Begitu juga dengan kentut---meskipun ada stigma tertentu, pada akhirnya itu adalah hal yang sangat manusiawi dan alami. Tidak ada yang bisa menghindarinya, dan kita semua pernah mengalaminya. Cinta dan kentut mengajarkan kita untuk menerima ketidaksempurnaan dan keanehan dalam diri kita. Tohari, A. (1995). 

 Kadang-kadang, kita akan selalu ingat dengan kentut yang pernah terjadi di situasi tertentu---entah itu saat kita sedang bersama teman, di dalam mobil, atau bahkan dalam pertemuan penting. Cinta pun memiliki cara yang sama dalam meninggalkan kenangan. Cinta pertama, cinta yang hilang, atau bahkan cinta yang penuh drama, akan selalu membekas dalam ingatan kita, meskipun kadang-kadang kita merasa canggung mengingatnya. Namun, meskipun kentut atau cinta terkadang menjadi kenangan yang tak terlupakan, ia tetap menjadi bagian dari perjalanan hidup kita.

 Cinta memang tidak bisa dijelaskan dengan satu kata atau metafora saja Namun, jika kita memandang cinta dengan cara yang lebih ringan dan terbuka, kita bisa melihat banyak kesamaan antara cinta dan kentut. Keduanya datang secara alami, seringkali tidak terduga, dan dapat memberi rasa lega meski kadang terasa canggung. Menerima cinta dalam segala bentuknya---baik yang membahagiakan maupun yang menyakitkan---adalah bagian dari menjadi manusia. Seperti kentut yang merupakan bagian dari tubuh kita, cinta pun adalah bagian dari jiwa kita yang tak bisa kita hindari. Jadi, jangan takut untuk merasakannya, meski kadang ia datang dengan cara yang tak terduga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun