Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Langkah Kecil, Membayar Utang Tak Terbayar

27 April 2017   18:16 Diperbarui: 28 April 2017   03:00 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“If you are planning for a year, sow rice;

If you are planning for a decade, plant trees;

If you are planning for a lifetime, educate people.”

(Pepatah Cina)

Berbicara tentang pendidikan memang memiliki spektrum yang sangat luas. Proses pendidikan sejatinya untuk membentuk kualitas manusia yang seutuhnya, untuk mencapainya perlu disediakan sarana dan prasarana pendidikan. Dan pendidikan di Indonesia masih belum merata, terutama bila berbicara tentang sarana atau alat bantu pendidikan. Salah satu masalahnya adalah minimnya ketersediaan komputer dan internet di sekolah.

Teringat tentang bagaimana saya dan teman-teman saya bisa mengenal komputer dan internet karena fasilitas yang tersedia di asrama tempat kami tinggal di Balige, sebuah kota kecil di tepi Danau Toba. Fasilitas itu berasal dari bantuan para alumni, dan bukan merupakan milik sekolah. Dengan mengenal internet sejak SMA, kami bisa mengakses informasi dan setidak-tidaknya punya email pribadi, sebagai sarana komunikasi untuk berbagi informasi. Itu adalah pengalaman saya yang berada di sebuah ibukota kabupaten. Lalu apa kabar dengan daerah pedalaman?

Saya tergabung dengan kumpulan alumni ITB yang peduli dengan Kawasan Danau Toba (KDT). Kumpulan ini baru ada sejak 20 Mei 2016, belum genap setahun, namun program yang dijalankan untuk mendukung kemajuan di  Kawasan Danau Toba sudah berjalan. Dari banyak programnya, yang saya ikuti adalah pemberian bantuan komputer dan pelatihan internet bagi siswa SMA/SMK di 9 Kabupaten yang berada di Kawasan Danau Toba.

Saya menjadi bagian untuk berhubungan dengan sekolah-sekolah yang akan diberi bantuan. Karena keterbatasan dana dan sumber daya, program ini dilakukan dalam lima tahap dengan memprioritaskan sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer dan internet sama sekali. Sebelum berbicara dengan kepala sekolah melalui telepon, saya terlebih dahulu mengirim pesan singkat (SMS) untuk memperkenalkan secara singkat program pemberian bantuan komputer & internet SMA/SMK di Kawasan Danau Toba. Beberapa kepala sekolah dengan cepat langsung merespon dengan membalas pesan singkat dan bersedia untuk dihubungi.

Tidak perlu banyak waktu lagi untuk menjelaskan tentang program, bisa langsung fokus dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ketersediaan komputer, akses internet, laboratorium komputer, guru komputer, dan sebagainya. Nada kepala sekolah yang menjawab di ujung telepon terdengar begitu semangat. Bisa dibayangkan seperti seorang yang mendapat kabar sukacita, bahkan beberapa kali terdengar suara bergetar yang berulang-ulang, “Terima kasih banyak atas perhatiannya, amang (artinya Bapak dalam bahasa Batak Toba).”

Dalam pengerjaan program ini, seluruhnya masih dilakukan secara jarak jauh, belum melakukan survey dan menemui langsung sekolah-sekolah yang akan diberi bantuan. Program ini direncanakan dalam lima fase dan fase pertama ditujukan ke 20 sekolah yang dihubungi melalui telepon. Sebuah perjalanan panjang sedang dimulai hingga tiga tahun ke depan. Ada 344 sekolah yang sudah terdata dan semua itu akan menerima bantuan yang sama. Dan dalam setiap penyerahan bantuan, ada seminar motivasi dan pendidikan dari pakar yang sudah malang melintang di kancah nasional.

Kami bersyukur bahwa pihak sekolah dan Dinas Pendidikan di daerah sudah mendukung penuh dalam penyediaan data dan informasi. Semangat yang timbul untuk mengerjakan program ini adalah semangat untuk membayar hutang kepada Bona Pasogit (kampung halaman). Meski hutang itu tak mungkin terbayar, tetapi sebuah langkah kecil akan membuka jalan, membangun jembatan bagi masyarakat di daerah-terutama yang masih pedalaman- untuk sama-sama menikmati kemajuan jaman. Meski banyak tantangan dan masalah yang harus dihadapi, sebuah langkah nyata akan bisa memberi jawaban satu demi satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun