[caption id="" align="alignnone" width="540" caption="Secangkir Kopi Panas (sumber:medicmagic.net)"][/caption]
Tinggal di daerah penghasil kopi di Sidikalang merupakan berkat baru yang semakin saya rasakan manfaatnya belakangan ini. Masih teringat jelas ketika masih kecil, saya sering memperhatikan oppung boru (=nenek) saya mengolah kopi dari kebun sendiri untuk dikonsumsi di rumah. Sepulang dari ladang, biji kopi yang dipanen akan digiling untuk dikupas kulitnya. Lalu selama beberapa hari akan dijemur hingga kering. Setelah biji kopi tersebut kering, oppung saya akan menggongseng bijinya di atas belanga hingga matang. Lalu kemudian setelah matang, biji tersebut digiling hingga halus dengan menggunakan alu. Prosesnya sangat sederhana dan tradisional, namun jangan tanya dengan kualitas kopinya dimana rasa dan aromanya sangat khas dan mantap.
Minum kopi bagi saya sesungguhnya bukan hal yang asing. Ketika tinggal di rumah oppung, acapkali minuman pagi hari yang kami minum adalah teh kopi. Apa itu teh kopi? Itu adalah minuman yang oppung saya bilang sebagai teh manis namun bahannya adalah campuran gula dan sedikit kopi. Hal itu sering dilakukan oleh oppung bila bubuk teh sudah habis. Pada saat itu, kami tidak boleh berbuat banyak. Apa yang disuguhkan tentu harus dihabiskan sebelum berangkat ke sekolah.
Kebiasaan minum kopi itu kemudian terbawa hingga saat ini. Saat-saat yang paling nikmat saya menikmati kopi adalah ketika masih kuliah. Sepulang kuliah sore, saya bisa bereksperimen mencoba beberapa jenis kopi, namun tetap bahan dasarnya adalah kopi Sidikalang. Sambil menikmati kopi, kerapkali ada Teteh yang berkeliling menjajakan gorengan. Suasana sore menikmati kopi ditambah gorengan sambil menonton tv adalah saat yang sempurna.
Hingga kini, saat-saat menikmati kopi adalah agenda wajib saya setiap hari. Kalau tidak menikmati kopi dalam sehari rasanya seperti ada yang kurang. Kebiasaan saya minum kopi juga menular kepada teman-teman saya. Ada seorang teman yang sebelumnya anti minum kopi, namun setelah sering bertemu dengan saya, akhirnya menjadi penikmat kopi juga. Bahkan ia sudah lebih maniak kopi dibandingkan dengan saya. Hingga muncul pemikiran untuk membuka warung kopi sendiri bila sudah punya modal dan jaringan yang cukup. Semoga ide tersebut dapat terwujud dan bisa memberikan warna baru dalam menyajikan kopi-kopi nikmat terutama produksi nusantara. Bila kelak terwujud, rekan-rekan Kompasianer dapat mengunjunginya, menikmati kopinya sambil mengetik tulisan-tulisan bertuahnya. Semoga saja.
Nikmati juga cerpen saya tentang kopi:
http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/12/26/kopi-sidikalang-514060.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H