Kunjungan wisata menjadi barang mewah dan langka saat ini. Kondisi pandemi virus korona yang belum mereda membuat kita harus menahan diri untuk tidak mengunjungi tempat-tempat wisata yang biasanya identik dengan kerumunan. Kalaupun harus berwisata, harus dengan persiapan yang sangat matang.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan tentu harus sesuai dengan syarat-syarat perjalanan yang ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa syarat utama misalnya, penggunaan aplikasi Peduli Lindungi. Aplikasi PeduliLindungi ini merupakan aplikasi yang membantu pemerintah dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran virus korona (COVID-19) dan mendukung kegiatan masyarakat di masa adaptasi pengendalian pandemic virus korona.
Dengan adanya aplikasi PeduliLindungi, kita bisa mendapatkan informasi berupa paspor digital yang berisikan riwayat sertifikasi vaksin. Informasi sertifikasi vaksin yang dimaksud memuat nama, nomor induk kependudukan (NIK), tanggal lahir, tanggal vaksin, dan jenis vaksin. Informasi terkait zona risiko, statistik kasus, check in  pada fasilitas publik melalui scan QR code, riwayat lokasi perjalanan, dan  e-Hac terintegrasi.
Di tengah pengendalian pandemi di Indonesia yang semakin membaik, tentu membawa angin segar bagi dimulainya kembali aktivitas di kawasan wisata. Sejak ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Danau Toba semakin berbenah. Aneka pembangunan infrastruktur dilakukan untuk menjamin ketersediaan akses, atraksi dan amenitas di Kawasan Danau Toba (KDT). Apa yang diharapkan dari pembangunan tersebut? Tentu, semakin meningkatnya kunjungan wisata di Kawasan Danau Toba.
Kunjungan
Di akhir 2019 sampai  awal 2020, kunjungan wisatawan ke Samosir cukup tinggi. Sekitar 35.000-an pengunjung memberikan kontribusi pendapatan retribusi ratusan juta bagi Kabupaten Samosir. Dan bisa lebih besar bila dijumlahkan total kontribusi dari dampak ikutan (multiplier effect) keseluruhan aktivitas wisatawan tersebut. Misalnya: pembelian souvenir, pembelian makanan & minuman, dan lain-lain.
Di masa pandemi, tentu tidak muluk-muluk. Untuk bisa bertahan dalam industri, para pegiat sektor pariwisata tersebut sudah merasakan kesulitan.
Lalu apa solusi terbaik? Semua akan sangat paham: promosi! Bagaimana caranya? Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan dibantu dengan pihak swasta tetap harus dilakukan secara konsisten. Selain itu, perlu terobosan-terobosan yang kreatif.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan branding Wisata Danau Toba melalui representasi sebuah maskot. Maskot merupakan persona yang dianggap bisa membawa keberuntungan. Pemilihan maskot umumnya memiliki dasar pemilihan yang sesuai dengan karakteristik hal (wilayah, budaya, dan sebagainya) yang diwakili.
Berikut ini adalah tiga persona yang dapat dipilih menjadi salah satu maskot untuk mendukung strategi branding Kawasan Danau Toba.
1. Bubu