Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Iklan Wisata Singapura: Menyasar Kebutuhan Konsumen

21 Juni 2017   15:20 Diperbarui: 21 Juni 2017   15:28 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iklan Wisata Singapura di depan kampus Universitas Padjadjaran, Bandung (dokumentasi pribadi)

Kalau sekilas melewati daerah jalan Dipati Ukur, Bandung, terpampang banyak papan promosi. Dari yang berhubungan dengan layanan masyarakat, iklan rokok, penyedia jasa komunikasi, makanan, dan pandangan saya terhenti pada sebuah iklan pariwisata dari negeri tetangga, Singapura.

Ada angin apa yang membawa Singapura mau beriklan di kota Bandung dan merupakan daerah padat mahasiswa ini? Tentu bukan strategi yang sembarangan ketika pihak marketer menempatkan iklan di suatu tempat dengan karakteristik tertentu.

Oke, bila sebelumnya saya pernah mengulas tentang iklan transportasi online yang berada di Bandung, masih di tempat yang sama namun dengan iklan berbeda dan mungkin alasan yang berbeda pula. Penempatan iklan menjadi sarana perusahaan untuk memperkenalkan produk maupun jasanya dengan terlebih dahulu mengenal karakteristik calon konsumen.

Iklan tersebut menampilkan Titi Kamal yang duduk bersama dengan  dua temannya dengan latar belakang bangunan dan suasana cahaya gemerlap khas kota metropolitan. Dengan sebuah pesan yang sangat menarik: "Singapura, serunya bareng-bareng!".

Tanpa berpikir panjang, pesan yang disampaikan dari iklan tersebut sangat menyentuh karakteristik warga Bandung yang suka ngariung,kumpul rame-rame. Dengan ramai-ramai ke Singapura, akan terasa lebih seru.

Nah, bagaimana dengan latar suasana gemerlap kota yang mungkin masih cukup berbeda dengan Bandung saat ini. Itupun menyiratkan sebuah pesan kepada masyarakat Bandung, bahwa apa yang ditawarkan di Singapura sangat berbeda dengan Bandung. Bandung, lebih dikenal dengan wisata alamnya, sementara Singapura lebih banyak menonjolkan wisata kota dan wahana-wahana buatan tangan manusia, baik itu untuk belanja maupun untuk permainan.

Dengan berpedoman pada prinsip pemasaran, bahwa apa yang dikomunikasikan harus bisa menyasar kebutuhan dan bahkan keinginan konsumen. Dalam era ini, prinsip pemasaran dengan menggunakan sudut pandang konsumen menjadi sangat penting, Philip Kotler merumuskannya sebagai 4C: Customer solution, Customer cost, Convenience,dan Communication.

  • Customer solution berbicara tentang produk dan jasa yang ditawarkan demi memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen,
  • Customer cost adalah harga yang ditawarkan apa sesuai dengan solusi yang diterima,
  • Convenience/kenyamanan menjadi sangat penting bagi konsumen dalam mendapatkan produk yang dibutuhkan,dan
  • Communication/komunikasi seperti apa yang bisa dilakukan oleh konsumen untuk mendapatkan service dari produk yang tersedia.

Budaya yang senang rame-rame ala warga Bandung akan mempengaruhi keinginan mereka untuk berwisata ke Singapura karena harga menjadi terkadang tidak relevan bila sudah rame-rame, sementara penawaran produk yang berbeda dengan suasana yang menarik akan membuat konsumen segera berkomunikasi dengan penyedia jasa. Dengan begitu tingkat kunjungan ke Singapura akan semakin meningkat. Bagaimana dengan iklan pariwisata Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun