Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ironi Spanyol

19 Juni 2014   18:21 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

angkat koper (dok pri)

Sebelum perhelatan Piala Dunia 2014 di Brasil dilangsungkan, banyak orang yang memprediksikan gemilangnya penampilan Spanyol sebagai juara bertahan. Dengan permainan tim yang atraktif, menguasai permainan, dan skill individu yang mumpuni tentu tidak perlu diragukan lagi Spanyol akan mencatat sejarah untuk menjadi juara dunia secara berturut-turut.

Namun, pertandingan penyisihan grup melawan Chile menjadi jawaban atas hingar-bingar prediksi yang menjagokan Spanyol. Hasil pertandingan 2-0 untuk kemungkinan Chile menjadi pertanda untuk Spanyol agar segera berkemas mengangkat koper meninggalkan Brasil menyusul rekan satu grupnya Australia yang juga menelan dua kekalahan.

Sebuah ironi ketika Spanyol menjadi juara dunia menelan kekalahan pertama dengan skor yang cukup telak 5-1 di awal penyisihan grup melawan Belanda, tandem mereka di final Piala Dunia 2010. Belanda dengan beringas membalaskan dendam kekalahan di final. Sebuah sinyal diberikan Belanda untuk membuat si juara bertahan cepat-cepat tersingkir.

Kekalahan dari Chile pun mengamini sinyal dari Belanda. Chile yang sebelumnya telah bertemu dengan Spanyol belum pernah menang sekali pun akhirnya memecahkan telor. Bahkan sebelumnya Chile selalu kalah bila menghadapi juara bertahan. Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Chile.

Secara umum bila diperhatikan apa yang menjadi penyebab kekalahan Spanyol tentu ada banyak faktor. Satu hal yang paling mencolok adalah cara bermain Spanyol yang sepertinya kurang motivasi. Pergerakan bola dari kaki ke kaki yang mereka peragakan seringkali kandas tanpa adanya penyelesaian akhir yang menciptakan peluang. Di sisi lain, perubahan susunan pemain yang dilakukan oleh pelatih Vicente del Bosque cukup mempengaruhi kondisi psikologis pemain. Lini pertahanan penyerang yang miskin kreativitas, lini tengah yang monoton, lini belakang yang lemah serta kiper yang tidak maksimal menjadi faktor penyebab Spanyol harus menundukkan kepala untuk kembali pulang.

Ironi Spanyol menjadi sebuah cerita menarik yang membumbui perhelatan Piala Dunia 2014 kali ini. Banyak laga masih akan dipertontonkan, semoga semakin menarik dan menyuguhkan kejutan-kejutan yang tidak diprediksikan sebelumnya.

Salam sepakbola!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun