Sebelum itu, kalian harus tahu apa itu Ngaben? Ngaben adalah upacara adat prosesi pembakaran jenazah yang dilakukan umat hindu di Pulau Dewata. Ngaben berasal dari kata beya yang artinya bekal.
Umat hindu mengenal adanya ajaran Tri Rna yaitu tiga hutang yang harus dibayar, khususnya untuk upacara ngaben ini termasuk ke Pitra Rna. Pitra Rna merupakan hutang kepada leluhur baik yang sudah meninggal atau masih hidup yang harus dibayar oleh keluarga bersangkutan.
Selain karena hutang kepada leluhur, alasan lainnya juga karena keluarga dapat membebaskan arwah orang yang meninggal dari ikatan duniawi dan mengantarkan arwah tersebut menuju surga. Seperti yang kita ketahui saat manusia meninggal yang mati hanya badan kasarnya, sementara atmanya tidak.
Ngaben merupakan bagian dari Pitra Yadnya, melakukan Pitra Yadnya merupakan kebutuhan mutlak dan sebuah kewajiban (swadharma). Terdapat tiga jalan yang dapat ditempuh dalam menggelar yadnya yaitu Ngaben Nista (kecil atau biasa), Ngaben Madya (sederhana) , dan Ngaben Sarat (utama). Pelaksanaannya bermacam-macam karena berdasarkan tempat, tradisi, dan kemampuan yang menyelenggarakannya.
Munculnya perbedaan pelaksanaan tradisi ini disebabkan karena biaya. Biaya yang dikeluarkan bisa mencapai ratusan juta karena banyak yang harus dipersiapkan. Karena hal tersebut, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk mengikuti ngaben massal yang biasanya diadakan oleh desa adat agar dapat melaksanakan ngaben dengan biaya yang minimum. Ngaben massal memang dilakukan secara bersama-sama atau beramai-ramai tetapi hal itu tidak mengubah esensi dari ngaben tersebut.
Apakah penting untuk dilakukan? jawabannya penting, bahkan sangat penting dan menurut saya wajib untuk dilakukan sebagai umat hindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H