Moral merupakan suatu perilaku atau tingkah laku yang sesuai dengan standar moral dari kelompok sosial di lingkungan tertentu. Moral tentu saja memiliki yang namanya Nilai Moral, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai aturan dimana aturan tersebut sesuai dengan norma dan nilai moral. Jadi Nilai Moral merupakan suatu hal atau nilai yang berkaitan dengan perbuatan baik atau buruk yang menjadi dasar kehidupan manusia dan masyarakat di dalam suatau lingkingan sosial.
Nilai moral bersumber dari kehendak maupun kemauan seseorang. Nilai moral memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat karena dalam kehidupan manusia karena dengan adanya nilai moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Dengan saling menghormati satu sama lain maka setiap manusia akan dapat menghargai perbedaan pendapat, agama pada setiap orang, oleh sebab itu akan terjalin keselarasan, kerukunan. Serta keharmonisan.
Nilai moral memiliki beberapa macam atau jenisnya, Nilai moral memiliki banyak kaaitannya dalam suatu peristiwa. Adapun Nilai moral yang terdapat dalam peristiwa sejarah, yaitu sebagai berikut :
1. Nilai Persatuan, persatuan merupakan sebuah kunci dalam suatu kebersamaan agar dapat mencapai suatu keberhasilan. Nilai persatuan dapat menjadikan setiap orang orang agar mampu bekerja sama satu sama lain, nilai persatuan dalam peristiwa sejarah dapat kita rasakan dalam peristiwa Sumpah Pemuda yang dihadiri oleh perhimpunan dan organisasi daerah seluruh Indonesia menandakan adanya persatuan dalam proses memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, peristiwa Sumpah Pemuda juga telah membuktikan bahwa perbedaan suku,bangsa,ras dan bahasa tidak menjadi penghalang dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia.
2. Nilai Tanggung Jawab, tanggung jawab merupakan suatu sikap atau perilaku seseorang dalam menjalankan setiap tugas serta kewajibannya yang harus dia laksanakan terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Dalam peristiwa sejarah pasti nilai tanggung jawab ini sangat harus diterapkan, nilai tanggung jawab harus kita terapkan di setiap kita melaksanakan kewajiban ataupun tugas- tugas yang kita punya. Salah satu nilai tanggung jawab dalam peristiwa sejarah yaitu saat terjadinya perang Gerilya Jenderal Soedirman, yang dipimpin oleh Jenderal Besar Raden Soedirman. Strategi perang ini adalah respons atas Agresi Militer Belanda II. Puncak perang ini terjadi pada pagi hari di tanggal 1 Maret 1949, serangan besar-besaran ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dengan focus utama di Yogyakarta, ibu kota Indonesia pada masa itu. Dalam waktu 6 jam, Kota Yogyakarta berhasil dikuasai oleh pasukan Indonesia dan peristiwa ini dikenang sebagai Serangan Umum 1 Maret 1949. Setelah peristiwa tersebut, Soedirman masih harus berjuang untuk melawan penyakit TBC yang dimilikinya dari dulu. Meskipun ia sudaah memiliki penyakit yang parah namun rasa tanggung jawab beliau dalam melaksanakan tugasnya tidak pernah berhenti sampai beliau harus menghembuskan nafasnya pada 29 Januari 1950, pada usia yang relatif muda yakni umur 34 tahun.
3. Nilai Rendah Hati, rendah hati merupakan tidak sombong atau tidak memandang rendah orang lain. Setiap orang yang rendah hati akan selalu bersikap tenang, sederhana, dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan yang sombong. Rendah hati memang harus kita pupuk dari sejak kecil karena nilai tersebut penting dalam kita berinteraksi dengan masyarakat. Nilai rendah hati tentu saja banyak berkaitan dengan dengan peristiwa-peristiwa sejarah, seperti yang kita ketahui para tokoh perjuangan bangsa Indonesia tidak ada yang sombong serta selalu rendah hati, seperti bapak Ir. Soekarno. Siapa yang tidak mengenal beliau, dan siapa yang tidak tau perjuangan beliau dalam memperjuangan bangsa Indonesia hingga sampai pada titik puncak kemerdekaan bagsa Indoensia beliau memiliki peran yaitu membacakan naskah proklamasi bangsa Indonesia yang disaksikan langsung oleh masyarakat bangsa Indonesia. Meskipun diketahui oleh banyak orang tapi bapak Ir. Soekarno tidak pernah merasa sombong atau angkuh. Bahkan beliau terkenal hingga siapa yang tidak mengenal beliau, dan siapa yang tidak tau perjuangan beliau dalam memperjuangan bangsa Indonesia hingga sampai pada titik puncak kemerdekaan bangsa Indonesia. Meskipun diketahui oleh banyak orang tapi bapak Ir. Soekarno tidak pernah merasa sombong atau angkuh. Bahkan beliau terkenal dengan keperhatiannya terhadap orang miskin dan kemeralatan masyarakat Indonesia. Sikap rendah hati ini patut kita tiru sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.
4. Nilai Kerja Sama, kerja sama merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama serta membantu antara beberapa pihak. Nilai kerja sama hingga saat ini masih dipergunakan dalam kehidupan masyarakat, karena seperti yang kita ketahui manusia merupakan makhluk sosial, yaitu artinya dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhannya sendiri, meskipun ia mempunyai kedudukan dan kekayaan tentu saja ia masih membutuhkan peran orang lain. Dalam peristiwa sejarah nilai kerja sama sangatlah rutin diterapkan oleh para tokoh perjuangan. Misalnya dalam proses perumusan teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam hal naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, dirumuskan di kediaman rumah Laksamana Tadashi, kemudian diketik oleh Sayuti Melik, ditandatangai oleh Soekarno dan Hatta, lalu dilakukan perundingan antara golongan muda dan golongan tua, hingga dibacakan oleh Soekarno. Nah, dalam hal tersebut mereka bekerja sama dengan memiliki tujuan yang sama yaitu bertujuan untuk memerdekakan bangsa Indonesia agar dapat terbebas dari musuh.
5. Nilai Religius, religius merupakan sikap serta perilaku yang patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya, serta toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan agama yang berbeda-beda dalam perumusan Pancasila yaitu “Ketuhanan, dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Kemudian hal tersebut diganti karena dianggap sebagai diskriminasi karena hanya mengikat bagi pemeluk Islam, bahkan anggota BPUPKI yang beragama Kristen yaitu A.A. Maramis tidak berkeberatan dengan sila tersebut. Namun yang dipikirkan oleh kalangan masyarakat yang beragama lain. Rumusan sila pertama ittu kemudian diubah melalui siding BPUPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menjadi rumusan Pancasila yang tercantum dalam UUD 1945 yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila pertama tersebut memiliki makna bahwa bangsa Indonesia mempunyai kebebasan untuk menganut agama dan menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran agamanya, mewujudkan kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang antar sesame manusia Indonesia, antar bangsa, maupun dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
6. Nilai Cinta Tanah Air, cinta tanah air atau sering juga disebut dengan bela negara merupakan suatu upaya perilaku membela, menjaga, serta melindungi tanah air. Cinta tanah air merupakan suatu upaya dimana kita sebagai masyarakatnya akan rela berkorban demi mempertahankan bangsa dan negara, mencintai adat isttiadat, budaya serta tradisi yang ada di negaranyaa dengan cara melestarikannya. Cinta tanah air bisa kita lihat pada peristiwa-peristiwa sejarah dimasa lalu, yaitu bagaimana perjuangan para pahlawan serta prajurit untuk mempertahankan negara ini agar tidak di kuasai oleh sekutu dari negara lain. Bahkan mereka rela berkorbaan nyawa, meninggalkan keluarga agar bisa berperang melawan sekutu untuk mempertahankan bangsa ini.
7. Nilai Kreatif, kreatif merupakan berfikir serta dapat melakukan sesuatu untuk menghasilkan sebuah cara atau hasil baru dari suatu yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam peristiwa sejarah nilai kreatif ini sangat banyak diterapkan oleh masyarakat Indonesia dahulu, karena dulu tidak adanya teknologi secanggih di era sekarang. Oleh sebab itu masyarakat sudah terbiasa hidup dengan apa yang ada atau mereka memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitar mereka. Bahkan karena dahulu tidak adanya alat perang seperti bom, senjata nuklir dan lain sebagainya, masyarakat Indonesia memanfaatkan bambu untuk senjata mereka. Bambu tersebut dinamakan “Bambu Runcing”, bambu runcing merupakan sebuah senjata yang terbuat dari bambu yang diruncingkan. Senjata bambu runcing digunakan oleh masyarakat bangsa Indonesia sebagai alat perlawanan melawan penjajah kolonialisme Belanda. Hal tersebut membuktikan bahwa nilai kreatif yang muncul di masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan serta menciptakan hal baru dengan memanfaatkan bahan yang ada.