Sejak pagi, keponakan saya sudah siap dengan gawainya. Begitu, bangun pagi, masih dengan style sebelum tidur, lalu beres-beres: cuci muka, ganti pakaian, lalu sarapan. Setelah sarapan, bersiap-siap ke kamar, mengambil beberapa perlengkapan. Setelah itu, mengajak adiknya menyusun tenda, menyiapkan buku, bantal, selimut, dan sebagainya.
Dari jauh, saya hanya mengamati, karena sibuk dengan urusan saya sendiri. Tapi setelah selesai, saya pun tidak tahan untuk bertanya,"Kalian sedang apa?". Sambil mengacungkan telunjuk di mulut, "Sssst!" menyuruh saya diam. Sambil mengamati sekeliling, ternyata gawai masih on, dan mereka lalu sibuk melanjutkan aktivitasnya. Saya pun berlalu.
Setelah malam mereka sudah tidak sibuk dengan gawai, saya masih tetap penasaran untuk kembali bertanya, "Kalian ngapain sih tadi?". Dengan serentak, kakak beradik ini menjawab, "One day in my life lho, Tulang!". Tanpa bertanya lebih lanjut dan seolah sudah mengerti, saya pun mengangguk, "Oooh!".
Rasa penasaran tetaplah rasa penasaran. Saya pun berusaha berselancar di dunia maya. Tentu, dengan mengandalkan layanan dari internet provider di Indonesia saat ini, IndiHome. Saya mendapatkan bahwa konten one day in my life menjadi sebuah tren untuk mengisi kesibukan media sosial.
Konten one day in my life bercerita tentang aktivitas yang dilakukan oleh kreator konten dalam satu hari penuh. Konten tersebut disajikan dalam berbagai bentuk, mulai dari bangun pagi, beraktivitas sepanjang hari, hingga menuju istirahat malam. Konten one day in my life bisa divariasikan dengan kegiatan liburan, maupun aktivitas insidental lain yang menurut kreator konten layak untuk dipost.
Di era internet kini, konten yang ditayangkan di media sosial sudah menuju aktivitas tanpa batas. Artinya, sejauh kita terkoneksi dengan layanan dari internet provider, kita bisa dengan leluasa menampilkan semua aktivitas kita. Apalagi kalau kualitas internetnya seperti IndiHome, kualitas nomor wahid dari Telkom Indonesia, konten dapat dengan cepat ditayangkan.
Sedikit kembali melihat ke belakang, ketika ingin bercerita tentang aktivitas seharian alias one day in my life, generasi 90-an atau awal 2000-an mungkin masih merasakan bagaimana mengisi diary. Kitab tersebut menjadi sebuah kitab yang sangat personal bagi pemiliknya, bisa berisi cerita one day in my life bahkan along day in my life. Â Uniknya saat itu, kita berbagi cerita dengan orang-orang sekita/terdekat dengan saling bertukar diary. Ah, refleksi yang sangat menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H