Roma 14:8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Tidak ada manusia yang akan hidup untuk selamanya, semua pasti akan sampai ke titik akhir, yakni kematian. Karena itu kehidupan persekutuan atas dasar keyakinan Yesus Kristus yang mati dan bangkit untuk keselamatan manusia menjadi dasar kehidupan iman kita.
Namun demikian, tidak dapat disangkal bahwa realitas kematian secara manusiawi merupakan sebuah realitas yang cukup menakutkan bagi banyak orang. Pertanyaannya adalah, apakah kita harus takut dengan kematian?
Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma dapat menjawab pertanyaan ini, jika kita hidup bagi Tuhan, maka kematian tidak akan menakutkan. Apalagi bagi seorang Katolik karena hidup tidak berakhir namun diubah. Manusia diciptakan untuk Allah dan dia akan kembali kepada Allah. Santo Yohanes dari Salib mengatakan bahwa, pada senja akhir hidup kita akan diadili berdasarkan cinta kasih.
Hidup dalam kasih tidak lain hidup dalam Tuhan, dimana hidup dan mati kita sungguh menjadi milik Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H