Mohon tunggu...
Nikolaus Anggal
Nikolaus Anggal Mohon Tunggu... Dosen - Hidup adalah perjuangan

Hidup adalah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketaatan dan Kerendahan Hati

3 Juli 2024   12:21 Diperbarui: 3 Juli 2024   12:31 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita bersyukur Tuhan selalu hadir, ada dalam hati dan hidup kita. Ia menjamah kita satu persatu  sesuai dengan nama kita masing-masing, menghantar kita bersatu hati hingga saat ini untuk memuji dan memuliakan namanya. Kehendak Tuhan yang kita alami dalam sejarah keselamatan hidup kita sangat mengagumkan. Dalam proses memahami dan menerima kehendak Tuhan, kita diajak untuk belajar seperti Bunda Maria yang berserah kepada Tuhan. Kehendak Tuhan tentu saja memiliki maksud dan tujuan yang baik, pikiran Tuhan bukanlah pikiran kita, jalan tuhan bukanlah jalan kita tinggal bagaimana kita memaknainya. 

Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk berani berkata "YA" atas semua kehendak Tuhan. Iman yang sungguh kepada Tuhan akan menghantarkan kita pada keselamatan. Selain itu, ketaatan juga membuahkan dan mengubah kehidupan sesuai dengan kehendak Tuhan. Kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu". Teladan yang ditunjukaan Maria adalah sebuah ketaatan dan kerendahan hati yang menakjubkan sekaligus mendatang rahmat keselamatan bagi umat manusia di dunia. Dunia akan diperbaharui oleh orang-orang yang selalu bersedia untuk berbuat baik sesuai dengan kehendak Tuhan.

Maria menerima dan mengimani rencana dan kehendak Tuhan, yakni rencana Tuhan seperti yang diberitakan malaikat. Pusat dari kabar sukacita ini adalah Yesus Kristus sendiri. Sikap Maria menerima kabar itu menjadi sikap konkret bagaimana sukacita itu menjadi sikap seorang beriman Kristiani. Dalam situasi dan kondisi apapun diri kita, sukacita dalam Tuhan menjadi sumber harapan bagi hidup kita yang akan datang. Sukacita itu tidak jauh dari diri kita. Bahkan ada dalam hati kita. Sukacita itu menjadi penuh karena dalam nama Yesus Kristus kita menerima rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup kita.

Tuhan mewujud-nyatakan apa yang sudah direncanakannya, Tuhan sangat setia memenuhi janjiNya. Tuhan turun ke dunia dalam diri PuteraNya, hadir dan secara aktip dan partisipatip menyelamatkan manusia, Ia turun ke dunia merasakan penderitaan manusia dan karena cintaNya akan manusia, Ia berani berkorban, mati di kayu salib. Rahmat keselamatan itu terjadi karena Bunda Maria menanggapi tawaran Allah sehingga kita pun boleh mengalami keselamatan.

Meski tidak mengerti, Maria menerima kabar itu dan memelihara dalam hidupnya. Demikianpun dengan kita, sebagai seorang beriman kita juga meneladan apa yang dilakukan Maria, menerima Yesus dalam hidup kita dan tetap memelihara hidup kita sebagai bagian rencana keselamatan Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun