Menempatkan diri pada pikiran dan perasaan orang lain merupakan tanda menghormati orang lain. Menghormati orang lain  berarti menghormati diri sendiri. Respek terhadap diri sendiri dengan sendirinya respek terhadap orang lain. Kalau kita menghormati orang lain. Orang lain juga juga menghormati kita. Kalau kita berpikir positif terhadap orang lain. Orang lain juga berpikir positif  terhadap kita. Karena sesungguhnya hati manusia cuman satu hanya berbeda bungkusannya.
Kemampuan personal menghormati orang lain sebagai tanda penghargaan terhadap kehidupan. Penghargaan terhadap kehidupan berawal dari hal-hal kecil, hal sederhana. Dimulai dari menghormati diri sendiri dengan merawat, menjaga dalam segalah hal. Menjaga mata, mulut, tangan, kaki, pikiran, dan hati. Sehingga orangtua selalu menasihati hati-hati.
Manusia berarti bukan karena dirinya sendiri tetapi manusia berarti karena orang lain. Manusia hidup bukan karena dirinya sendiri tetapi ia hidup karena dihidupkan oleh orang lain. Kita ada karena orang tua ada. Orangtua ada karena kakek nenek ada. Kakek nenek ada ...Karena itu orang tua kita selalu menasihati jangan lupa asal usul, jangan lupa adat istiadat, jangan lupa tradisi. Â Kita ada karena diadakan atas nama cinta yang diwariskan dari Sang Sumber Cinta "Sang Waktu". Â Karena itu melihat ke bawah bersyukur ke atas. Jangan melihat ke atas bersyukur kebawah.
Terkadang dalam hidup sadar atau tidak sadar manusia suka membanding-bandingkan. Membanding-bandingkan dalam konteks menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi OK. Kalau endingnya memperkokoh komitment, memperkuat visi dan misi kehidupan bersama, membangkitkan semangat, melahirkan inspirasi kebaikan bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Tetapi kalau hasil dari membanding-bandingkan yang endingnya keluhan tiada akhir, mematikan semangat, membuntukan pikiran dan perasaan dan melenyapkan kehidupan karena serba kurang. Inilah yang dihindari.
Bukankah kekurangan itu kelebihan yang tersembunyi? Bagaimana mengoptimalkan kelebihan untuk menutup kekurangan? Ketahuilah.... Keindahan, kehebatan, kehormatan, kekuatan mempengaruhi orang lain  bukan karena bungkusannya yang indah, kegantengan, kecantikan, pakaian yang berharga mahal tetapi justru teletak pada bagaimana ia meracik, menata, menempatkan dan memahami orang lain apa adanya serta berdiri  pada posisi pikiran dan persaan orang lain sehingga orang lain merasa aman. Menempatkan diri pada posisi orang lain sehingga mampu menjalin kedekatan dengan orang lain secara lebih personal dan mendalam. Memahami orang lain apa adanya sehingga membuat orang lain sangat dihargai.
Terkadang manusia dihargai karena memahami dirirnya sendiri. Karena tahu diri manusia menempatkan diri pada tempat, situasi, dan kesempatan yang tepat akhirnya ditinggikan pada tempat,situasi dan kesempatan yang tepat juga. Inilah yang orang katakan indah pada waktunya. Bukan mengindahkan diri dengan kesombongan, keangkuhan dan kerakusan serta ketamakan belum pada waktunya. Kalau ini yang terjadi nama baik dan harga diri manusia hancur berantakan. Kita akan dikucilkan. Bukan orang lain yang mengucilkan kita, perasaan kita merasa terkucilkan ditengah keramaian.
Inilah yang saya katakan orang hidup yang sudah mati. Walaupun kenyataannya masi hidup. Sehingga orangtua selalu menasihati anaknya jaga nama baik keluarga, jangan sampai tercemar. Sebelum seseorang berangkat ketempat yang jauh, Â biasanya orangtua, kakek, nenek, adik, kakak bahkan keluarga besar berkumpul dan makan bersama yang disertai dengan nasihat-nasihat tertentu berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan.
Kebersamaan keluarga besar sebelum berangkat ini mau menyatakan bahwa ia berangkat atas nama keluarga besar, membawa nama keluarga. Kebersamaan keluarga besar menempatkan diri pada pikiran dan perasaan orang yang bepergian merupakan  penghargaan terhadap kehidupan sekaligus mengutus dan membakar semangat untuk meraih kesuksesan.
Betapa pentingnya orang lain dalam kehidupan untuk saling menolong, saling membantu, saling mendengarkan, saling memahami, saling menghormati, saling menjaga. Biarlah riap-riap kehidupan tetap betumbuh dan berkembang. Bertumbuhkembangnya kehidupan membutuhkan keseimbangan. Keseimbangan pikiran, keseimbangan rasa, keseimbangan memanfaatkan potensi. Segala hal membutuhkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan dalam menempatkan diri secara tepat sesuai konteks. Sehingga kehidupan serasa indah dijalani dan orang lain bisa menerima.
Kemampuan manusia menempatkan diri secara adaptif dan kreatif dalam berbagai situasi, tempat dan kesempatan sangat penting bagi manusia kalau pingin tetap aktual dalam berbagai kesempatan. Individu yang adaptif dan kreatif dalam berbagai tempat dan kesempatan akan lebih cepat berkembang dalam segala aspek kehidupan. Mudah mendapat pengetahuan baru, pengalaman baru, mendapat banyak teman, medapat banyak rezeki, mendapat banyak kesempatan baru atau peluang baru. Orang seperti ini akan mendapat kemudahan menjalani kehidupan di dunia ini.
Orang yang mampu menempatkan diri pada pikiran dan perasaan orang lain biasanya dia mengetahui dengan siapa dia berkomunikasi orang tua, anak-anak, laki-laki atau perempuan, status sosialnya seperti apa, pangkat, jabatan, pengetahuan, Â kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat dan semacamnya. Mengapa kita perlu mengetahui dengan siapa kita berbicara? Supaya bisa menempatkan kata-kata, pikiran dan perasaan, disesuaikan sehingga mudah diterima.
Dengan menempatkan diri pada pikiran dan perasaan orang lain sesuai dengan latar belakangnya merupakan penghargaan terhadap kehidupan mereka. Dengan demikian orang merasa aman, sangat dihargai dan diterima. Maka kita juga diterima, dihargai oleh orang lain. Potensi seperti Ini menjadi sangat penting dalam realitas kehidupan praktis setiap hari sebagai apa saja, kapan dan dimanapun serta dalam situasi apapun dalam rangkah mewujudkan tujuan kehidupan pribadi, keluarga secara interen dan masyarakat, bangsa dan negara dalam konteks yang lebih luas.