Mohon tunggu...
Nikolas Mauladitiantoro
Nikolas Mauladitiantoro Mohon Tunggu... Lainnya - hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan

Seorang introvert pecinta kuliner dan terkadang mengamati permasalahan yang ada di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tes PCR Bisa Murah dengan Alat Buatan Dalam Negeri

2 November 2021   15:46 Diperbarui: 2 November 2021   16:15 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat tes PCR. Sumber foto: Republika.co.id

Namun, karena pasien ingin hasilnya keluar lebih cepat, mesin yang seharusnya dapat menampung 100 spesimen hanya dipakai untuk menguji 10 orang saja sehingga tersisa 90 slot yang kosong. Hal itulah yang membuat tarif tes PCR menjadi lebih mahal bagi pasien yang hasilnya ingin keluar lebih cepat. 

Namun, apakah negeri kita akan selamanya bergantung dengan mesin-mesin impor tersebut dan menambah beban anggaran belanja negara? Sejatinya diperlukan solusi baru karena kita tidak tahu akan sampai berapa lama Pandemi Covid-19 berlangsung.

Inisiasi agar harga tes PCR tidak mahal dan tingginya tingkat impor, pemerintah mendorong untuk membuat alat sendiri di dalam negeri. Akhirnya, Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 dibentuk oleh pemerintah yang terdiri dari sejumlah kementerian, lembaga pemerintah non-kementerian, perguruan tinggi, industri farmasi dan rumah sakit. 

Hasilnya reagen tes PCR bernama mBioCoV-19 RT-PCR Kit berhasil diproduksi oleh perusahaan rintisan alat kesehatan, yakni Bio Farma dan Nusantics. Reagen tersebut dibuat untuk laboratorium yang menggunakan alat PCR dengan tipe sistem terbuka. 

Namun, Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Riset dan Inovasi Nasional, Agung Eru Wibowo mengatakan masalah ada pada bahan baku reagen mBioCoV-19 yang masih tetap harus diimpor. Alhasil, tarif PCR tetap melambung tinggi. 

"Kapasitas produksi juga belum besar, sehingga efisiensi masih rendah," kata Agung. 

Selangkah lebih maju, Fakultas Kedokteran dan Laboratorium Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjajaran bersama dengan PT Gerbang Telekomunikasi berhasil mengembangkan alat Auto Magnetic Extractor (AutoMagER) yang berfungsi mengecek sampel pasien Covid-19.

Dalam pemeriksaan PCR, AutoMagER digunakan untuk mengekstrak RNA pada sampel baru setelah itu dimurnikan. Kapasitas ekstraksi yang dimiliki AutoMagER ini mencapai 96 sampel dengan waktu 15-40 menit. Alat ini juga dinilai lebih efektif dan dapat dipakai semua jenis mesin PCR. 

Anggota tim peneliti Fakultas Kedokteran dan Laboratorium Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjajaran, Savira Eka Wardhani, mengatakan bahwa saat ini timnya sudah menggaet produsen lokal agar AutoMagER dapat diproduksi secara massal dengan mengurus perizinannya. 

"Kami masih menunggu izin edar," ujar Savira. 

 Savira berharap komponen pendukung tes PCR ini dapat segera diproduksi dan disebarkan secara massal agar tidak perlu impor lagi keluar sehingga tarifnya dapat berkurang dan lebih murah. Karena tes massal bagaimanapun juga penting untuk mencegah penularan virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun