Saya sebagai mahasiswa tingkat akhir Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, pada tahun 2015 mendapatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman internasional hasil kolaborasi IPB dengan beberapa universitas di berbagai negara di ASEAN dan Jepang yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia. Ada beberapa departemen di IPB yang tergabung ke dalam program pertukaran pelajar ini salah satunya adalah Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dari Fakultas Teknologi Pertanian.Â
Perjalanan saya dimulai dari proses seleksi menuju program pertukaran pelajar antar negara ASEAN dan Jepang. Setelah melihat pengumuman hasil seleksi berkas, awal perjalanan baru saja dimulai. Proses pengurusan dokumen yang menjadi persyaratan untuk mewujudkan impian untuk belajar di Jepang cukup menguras tenaga. Tetapi, semua itu menjadi tidak terasa jika dijalani saja.Â
Akhirnya tidak terasa seluruh dokumen telah selesai diurus dan dikirim. Letter of Acceptance pun tiba dan saya harus mulai mempersiapkan diri untuk tahap selanjutnya yaitu mengurus Certificate of Eligibility sebagai syarat mutlak untuk memperoleh visa dari pemerintah Jepang. Dokumen yang ditunggu-tunggu akhirnya datang setelah kiriman paket dari Jepang tiba di kantor hubungan internasional kampus. Semua tiket dan barang-barang yang diperlukan sudah siap menyambut hari keberangkatan.
Hari keberangkatan pun tiba, bagi saya ini pengalaman pertama saya melakukan perjalanan yang sangat jauh dari rumah saya. Perjalanan saya dibagi menjadi dua bagian, yang pertama dari Jakarta menuju Bangkok, Thailand. Perjalanan dari Jakarta menuju Bangkok membutuhkan waktu sekitar 4,5 jam, kemudian saya transit cukup lama di bandara Don Mueang, Bangkok selama 4 jam hingga tengah malam.Â
Tepat pukul 12 tengah malam saya melanjutkan perjalanan menuju bandara Narita. Perjalanan bagian kedua ini cukup melelahkan karena membutuhkan waktu sekitar 6,5 jam. Pukul 8.00 waktu lokal Jepang saya tiba di bandara Narita. Suhu udara waktu itu sekitar 22oC dan sedikit gerimis. Di bandara Narita, sensei dari TUAT (Tokyo University of Agriculture and Technology) sudah menunggu kedatangan saya dan peserta yang lainnya di depan gerbang kedatangan. Sensei menunjukkan kami transportasi yang paling simpel menuju kampus mengingat kami membawa barang yang tidak sedikit dan cukup berat. Kami menggunakan bus menuju stasiun Kichijoji dari bandara Narita selama 2,5 jam. Lalu setelah satu jam perjalanan akhirnya kami tiba di kampus fakultas pertanian TUAT.
Bulan pertama diisi dengan kegiatan perkuliahan umum yang mewajibkan seluruh mahasiswa mengambil semua matakuliah yang disediakan. Semua mahasiswa yang mengikuti program AIMS yang berasal dari berbagai universitas dikumpulkan dalam satu kelas yang sama. Kuliah disampaikan menggunakan bahasa inggris. Suasana kuliah yang interaktif sangat terasa karena dosen disana sangat mengharapkan mahasiswa juga bersikap aktif di dalam kelas. Sistem penilaian di Jepang banyak mengutamakan keaktifan, presentasi, tugas, dan tingkat kehadiran mahasiswa.Â
Ujian akhir semester hanya menjadi 25-30% penilaian keseluruhan. Sehingga sistem pendidikan yang dikembangkan tidak bersifat pragmatis yang hanya mengandalkan nilai dari nilai ujian akhir saja. Semua proses belajar-mengajar yang dilalui tak luput menjadi pertimbangan pemberian nilai oleh dosen. Mahasiswa juga diajarkan untuk memahami pelajaran melalui praktik langsung ke lapangan, sehingga banyak kegiatan field trip selama saya mengikuti program pertukaran pelajar ini. Hampir setiap matakuliah memiliki kegiatan field trip di minggu awal atau akhir perkuliahan.
Setelah melewati bulan pertama, setiap mahasiswa dapat memilih matakuliah yang akan dipelajari sehingga tiap mahasiswa dapat memiliki kelas yang berbeda. Tetapi ada matakuliah yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa yaitu matakuliah Bahasa Jepang dan matakuliah Riset Bidang Spesifik. Meskipun TUAT merupakan kampus yang memiliki nama yang erat berkaitan dengan teknologi pertanian, tetapi TUAT juga menyediakan berbagai disiplin ilmu yang tercakup pada pertanian dalam arti luas antara lain Fakultas Pertanian dan Lingkungan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Biologi Terapan, dan Fakultas Kehutanan.
Program ini diakhiri dengan presentasi akhir seluruh kegiatan perkuliahan dan aktivitas lapang yang telah dilakukan selama program ini berlangsung. Secara umum, saya merasa sangat senang bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar ini. Semoga program ini dapat terus berlangsung dan dapat memberikan manfaat untuk negara-negara ASEAN dan Jepang ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H