Mohon tunggu...
Nikodemus HeruPrayuda
Nikodemus HeruPrayuda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa UKSW

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

[Kreanova] Edible Film Pati Kentang 'Bungkus Makanan Primer Masa Depan'

28 November 2021   13:58 Diperbarui: 28 November 2021   16:44 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Edible Film

Sebelum memahami apa itu edible film, lebih baik lagi kita pahami dulu apa sii edible packaging itu?

Edible packaging merupakan produk kemasan makanan yang dapat dimakan. Edible packaging terbagi menjadi 2 jenis yaitu 'Edible Coating' dan 'Edible Film'.  Perbedaan dari Edible Coating dan Edible Film terdapat pada proses pembuatannya saja, dimana pada Edible Coating setelah proses Degassing larutan dapat langsung diaplikasikan pada produk, tapi pada Edible Film setelah proses Degassing larutan masih harus melewati proses pencetakan dan pengeringan terlebih dahulu.

Edible Packaging diciptakan untuk menggantikan peran plastik sebagai pembungkus makanan primer.  

Seperti yang kita ketahui, 'sampah' terutama sampah plastik menjadi momok yang sangat mengerikan saat ini, karena jumlahnya sudah sangat sulit dikendalikan dan butuh waktu yang cukup lama untuk sampah plastik dapat terurai di alam. Bahkan menurut Tribunnews.com pada 26 September 2021, Indonesia menjadi negara ke-2 sebagai penyumbang sampah plastik ke laut terbesar yakni mencapai 0,48-1,29 juta metrik ton/tahun.

Sebenarnya tujuan dari penggunaan Edible Film ini sama seperti pada penggunaan plastik, yakni untuk menjaga kualitas dan kuantitas produk, dan memperpanjang masa simpan produk. Namun yang membedakan Edible Film dengan plastik adalah jika dibuang kealam kemasan Edible Film tidak mencemari lingkungan dan lebih mudah terurai di alam.

Edible Film Pati Kentang

Kata 'kentang' pastinya sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Kentang banyak dikenal sebagai tanaman sumber karbohidrat, sama seperti padi dan jagung. Menurut Niken (2013), kentang memiliki kadar pati sekitar 22%-28%. Dan menurut Huri dan Fithri (2014) kadar amilosa dalam kentang sekitar 97,978%, dan kadar amilopektinnya sekitar 78,962%. Namun selain dimanfaatkan sebagai bahan pakan, ternyata kentang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan edible film.

Akan tetapi terdapat kekurangan dari pembuatan edible film menggunakan bahan pati yaitu hasil edible film-nya akan memiliki sifat rapuh. Namun hal ini bisa ditanggulang dengan menambahkan gliserol yang berguna sebagai pemberi sifat plastik.

Menurut Sjamsiah dalam penelitiannya, mengatakan bahwa ketebalan ketebalan edible film kentang yang dihasilkan bekisar antara 0,064 mm-0,092 mm. Hal ini tergantung seberapa banyak gliserol yang ditambahkan, semakin banyak gliserol yang ditambahkan maka semakin tebal juga edible film kentang yang dihasilkan. Lalu kuat tarik/ tensile strength pada edible film kentang ini berada di kisaran 0,75 N/mm2-0,35 N/mm2, dimana semakin banyak gliserol yang ditambahkan maka akan semakin rendah nilai kuat tariknya. Kemudian elongasi pada edible film kentang berada pada kisaran 4,96%-9,5%. Dimana semakin banyak gliserol yang ditambahkan maka semakin besar juga elongasi pada edible film-nya. Lalu kelarutan pada edible film kentang berada pada kisaran 19%-34%. Yang mana setiap penambahan gliserol akan meningkatkan kelarutan edible film-nya.

Lalu permasalahannya sekarang, apakah edible film kentang ini diterima di masyarakat??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun