Mohon tunggu...
Nikodemus HeruPrayuda
Nikodemus HeruPrayuda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa UKSW

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manfaat Tersembunyi Sekam Padi

7 Februari 2021   21:39 Diperbarui: 7 Februari 2021   22:10 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki tanah yang sangat subur, oleh karena itu banyak masyarakat Indonesia yang ber-matapencaharian sebagai petani. Adapun komoditas yang ditanam di Indonesia adalah tanaman padi, jagung, kopi, karet, kelapa, kina, cengkeh, tebu, karet dan yang lainnya. Dari banyak sekali hasil pertanian, ada beberapa hasil produksi yang diekspor ke luar negri, seperti karet, kopi, kakao, kelapa sawit, teh, tembakau, kopi, dan cengke.

Salah satu tanaman yang banyak ditanam adalah padi, tanaman ini banyak dikembangkan di Indonesia karena padi merupakan salah satu sumber makanan pokok masyarakat Indonesia. Dalam pengolahan tanaman tanaman, petani pastinya memerlukan banyak sekali unsur hara tambahan  seperti pupuk, supaya ketersediaan unsur hara dalam tanah bagi tanaman tetap tersedia. Selain hasil utama tanaman padi yang berupa beras, seperti yang kita ketahui tanaman padi juga menghasilkan hasil sampingan dari produksi yaitu sekam dan gabah. Biasanya hanya hasil utamanya saja yang dimanfaatkan oleh petani untuk dijual atau di konsumsi pribadi, dan hasil sampingannya biasanya hanya dibuang ataupun dibakar saja, namun hasil sampingannya disebar saja dilahan, atau bahkan dibakar dan dibuang saja.

Sekam sebagai hasil dari proses penggilingan padi biasanya jumlahnya cukup banyak yakni mencapai 20-23% dari gabah, jumlah ini tidaklah sedikit. Tau gak sii kalian, bahwa sebenarnya hasil samping dari produksi padi ini sebenarnya memiliki banyak sekali manfaat loo, terutama sekam padi. Sekam padi ini sendiri mengandung unsur hara Carbon (C), Hidrogen (H),Kalium (K), Oksigen (O), dan Silika (S). Menurut Herman (2018), sekam padi ini dapat dimanfaatkan menjadi 'biochar sekam padi' atau dalam bahasa sehari-hari sering disebut arang sekam, yang mana biochar ini memiliki manfaat untuk menambah unsur hara K pada tanaman dan juga dapat meningkatkan kualitas tanah. Selain menambah unsur hara pada tanah, bioschar sekam padi ini juga membantu tanah untuk mengikat unsur lain yang mungkin ditambahkan melalui pupuk lain (contoh pupuk kandang, NPK, Kompos, dll). Biochar sekam padi ini sangat baik digunakan pada lahan yang terlalu asam ataupun pada lahan yang terlalu basa, karena biochar sekam padi ini dapat menaikkan atau menurunkan pH tanah sampai pH tanah tersebut netral (pH = 7).

Adapun bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan biochar sekam padi ini adalah  sekam padi, pematik api, seresah daun atau kertas koran, air. Lalu alat yang dibutuhkan adalah retort kiln, kawat ram, dan besi pembakaran, pematik, sekop, drum. Sebenarnya terdapat 3 metode yang dapat dilakukan untuk membuat biochar, yaitu yang pertama menggunakan metode tiang pembakaran, kedua menggunakan metode retort kiln, dan yang ketiga menggunakan metode kawat ram (yang biasa dilakukan oleh masyarakat).

Berikut merupakan langkah langkah dari pembuatan biochar sekam padi menggunakan metode retort kiln:

Pertama siapkan drum dan dibuat lubang di bagian bawahnya dan sambung dengan pipa. Lalu masukkan sekam ke dalam drum sambil dipadatkan sampai terisi setengah bagian, beri sedikit minyak tanah, lalu dibakar dengan memasukkan api ke dalam pipa yang berada di dalam drum. Lalu tambahkan sekam sampai drum terisi penuh. Langkah selanjutnya lanjutkan pembakaran sekam dalam drum dengan mematik api ke dalam sekam dengan bantuan pematik seperti Koran bekas atau ranting daun atau seresah daun. Sekam yang terbakar akan jatuh kebawah secara perlahan, lalu bolak balik sekam agar berubah menjadi arang sekam. Arang sekam yang berwarna hitam menandakan bahwa arang sudah bisa dikeluarkan dari dalam drum menggunakan sekop. Arang yang sudah dikeluarkan, disiram menggunakan air bersih supaya proses pembakaran tidak berlanjut dan arang tidak berubah menjadi abu. Setelah itu arrang dijemur sampai kering dan arang siap untuk digunakan atau disimpan ke dalam karung atau plastik.

Nahh sekarang dah tau kan caranya, Gimana gampang kann?? Yukk langsung dicoba

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun