Mohon tunggu...
Nikodemus Yudho Sulistyo
Nikodemus Yudho Sulistyo Mohon Tunggu... Dosen - Menulis memberikan saya ruang untuk berdiskusi pada diri sendiri.

Saya bergabung di Kompasiana sekedar untuk berbagi mengenai beragam hal. Saya menyenangi semua yang berhubungan dengan bahasa, sosial, budaya dan filosofi. Untuk konten yang berhubungan dengan kritik sastra, dapat juga ditonton di kanal YouTube saya yang bisa diklik di link profil.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah Ironi: Sekolah Elit, Karakter Sulit. Sekolah Internasional dan Pendidikan Karakter

20 Februari 2024   12:03 Diperbarui: 20 Februari 2024   13:12 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini ada sebuah berita memprihatinkan yang kembali mencoreng dunia pendidikan di Indonesia. Kasus perundungan yang terjadi terhadap salah satu siswa Binus School Serpong yang dilakukan oleh teman-temannya yang merupakan geng sekolah (Sumber). Diberitakan bahwa seorang siswa Binus School Serpong, Tangerang Selatan, masih dirawat di rumah sakit usai diduga dirundung (bully) oleh seniornya yang merupakan geng sekolah. Polisi menyebut ada luka memar hingga bakar di tubuh korban (Sumber).   

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian di dalam kasus perundungan yang viral di berbagai platform media dan media sosial ini. Pertama, kasus perundungan ini ditengarai melibatkan anak selebritas Vincent Rompies. Kedua, perundungan ini dilakukan oleh murid-murid sebuah sekolah internasional.

Lebih lanjut diberitakan pula bahwa putra Vincent Rompies yang bernama Farrel Legolas tersebut dikabarkan telah dikeluarkan oleh sekolah. Berita ini diungkap oleh salah seorang pengguna media sosial X @strowbriee yang mengaku sebagai teman dari korban. Si pengguna media sosial X ini juga meminta kepada publik agar tidak hanya memojokkan anak Vincent, melainkan juga para pelaku lainnya agar mendapatkan sanksi yang sama. Ia membeberkan bahwa bukan hanya Farrel Legolas yang merupakan anak seorang tokoh terkenal, pelaku lain juga merupakan anak dari kalangan orang-orang penting seperti jendral dan pemilik televisi (Sumber).

Berita viral ini kemudian membuat publik menyasar sisi gelap sekolah internasional yang selama ini memiliki imej berbeda. Mungkin dahulu, sekolah internasional lebih dikenal publik sebagai institusi pendidikan yang mahal tetapi menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi. Ini terbukti dari bahasa Inggris yang digunakan sebagai bahasa pengantar serta banyak siswa sekolah internasional yang melanjutkan pendidikan tingginya di luar negeri.

Kasus perundungan memang banyak terjadi di dunia pendidikan Indonesia. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat sepanjang tahun 2023 terjadi 30 kasus perundungan di satuan pendidikan. Jumlah ini meningkat sembilan kasus dari tahun sebelumnya (Sumber). Imej sekolah internasional sebagai sekolah yang 'aman' karena terkesan tertutup dan ekskusif, serta terkenal karena stereotip dan label 'wah' lainnya, kini ternyata memberikan banyak pertanyaan.

'Sisi gelap' sekolah internasional mulai diperbincangkan oleh publik, terutama yang tidak mengetahui secara langsung bagaimana keadaan di dalam institusi satuan pendidikan tersebut.

Sekolah Internasional adalah sekolah yang mendukung pendidikan internasional dalam lingkungan internasional. Biasanya sekolah-sekolah internasional menerapkan beberapa kurikulum berstandar internasional pula seperti International Baccalaureate (IB), Cambridge International Examinations atau Edexcel. Maka penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan bahasa utama adalah sebuah keharusan.

Di Indonesia sendiri, sesuai Permendikbud Nomor 31 tahun 2014, sekolah internasional telah berganti nama menjadi Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), yang mana satuan pendidikan tersebut diselenggarakan atau dikelola atas dasar kerja sama antara Lembaga Pendidikan Asing (LPA) yang telah terakreditasi atau diakui di negaranya dengan lembaga pendidikan Indonesia.

Menurut Mary Hayden dalam bukunya yang berjudul "Introduction to International Education", konsep pendidikan internasional sebenarnya cukup luas, dan termasuk sekolah-sekolah yang mengeluarkan international diploma atau program serifikat. Tujuan dari pendidikan internasional ini adalah untuk mendidik siswa yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang beragam untuk memiliki nilai-nilai umum dan standar warga dunia. Selain itu untuk memahami budaya berbeda dengan toleransi, menjadi peka terhadap masalah-masalah global, berkontribusi terhadap kedamamaian dunia, dan memiliki pemikiran serta pemahaman internasional.

Tujuan ini memang mulia dan konsep pendidikan serta sekolah internasional sungguh dapat dipahami. Dunia yang luas dan berkembang pesat seperti sekarang ini telah dibebani dengan beragam isu dan masalah. Oleh sebab itu diperlukan sosok-sosok yang memahami dunia dengan segala perbedaannya sehingga perspektif atau pandangan mereka dapat digunakan untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun