Mohon tunggu...
Nikodemus Yudho Sulistyo
Nikodemus Yudho Sulistyo Mohon Tunggu... Dosen - Menulis memberikan saya ruang untuk berdiskusi pada diri sendiri.

Saya bergabung di Kompasiana sekedar untuk berbagi mengenai beragam hal. Saya menyenangi semua yang berhubungan dengan bahasa, sosial, budaya dan filosofi. Untuk konten yang berhubungan dengan kritik sastra, dapat juga ditonton di kanal YouTube saya yang bisa diklik di link profil.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelajaran dari Kematian Tragis Moonbin

24 April 2023   14:52 Diperbarui: 24 April 2023   14:53 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia hiburan global, terutama bagi para pecinta K-Pop (Korean Pop), kembali diguncang berita yang menyedihkan. Moonbin, salah seorang member idol group Korean Pop atau K-Pop bernama ASTRO, ditemukan wafat di rumahnya, di distrik Gangnam, Seoul, pada tanggal 19 April 2023. Jasadnya ditemukan oleh manajernya dan kematiannya dilapokan oleh petugas Kantor Polisi karena bunuh diri.

Para fans tentu merasa terguncang oleh berita ini. Praktis, Moonbin menjadi satu dari sekian banyak kasus para selebritas atau anggota idol group Korea Selatan yang memutuskan untuk mengakhiri nyawanya sendiri.

Sebelumnya tercatat nama-nama seperti Jonghyun, anggota idol K-Pop Shinee yang bunuh diri pada tahun 2017. Berikutya ada Choi Jin Ri yang bernama panggung Sulli, adalah seorang anggota idol K-Pop f(x) yang ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya pada tahun 2019. Tak lama, hanya sebulan setelah kematian Sulli, teman dekatnya dari kelompok idol Kara bernama Goo Hara, juga ikut mengakhiri nyawanya sendiri.

Selain kasus-kasus bunuh diri para artis K-Pop, masih banyak lagi kasus bunuh diri yang dilakukan oleh para selebritas, termasuk aktor dan aktris, atau musisi.

Melalui surat kabat The Guardian, Kim Dae-o melaporkan tahun 2020 bahwa selama 30 tahun terakhir, ia telah melaporkan kurang lebih 30 berita kasus bunuh diri yang dilakukan para selebritas di dunia hiburan Korea Selatan. Kasus bunuh diri di Korea Selatan sendiri secara umum sangat tinggi. Dae-o menjelaskan bahwa kasus bunuh diri laki-laki Korea Selatan melebihi negara-negara OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) yang terdiri atas Australia, Austria, Belgia, Kanada, Chili, Kolumbia, Kosta Rika, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman dan Yunani.

Lebih jauh Dae-o menjelaskan bahwa kemungkinan besar alasan mengapa para selebritas tersebut bunuh diri adalah tekanan dari masyarakat dan penggemar yang begitu besar. Masyarakat Korea Selatan sangat terobsesi dengan perceraian selebritas, kemudian membahas serta mencari tahu siapa yang biasa dipersalahkan dalam kasus tersebut. Sama halnya dengan kasus-kasus lain yang dilakukan oleh para idol, sehingga memancing masyarakat untuk merundung para selebritas secara online di media sosial secara ekstrem, atau yang dikenal dengan istilah cyberbullying. SUMBER

Ketika saya membaca beberapa komentar dari warganet di media sosial Twitter tentang kemarian Moonbin dari ASTRO, ada hal yang menarik. Banyak yang mencoba menjelaskan pelajaran yang bisa diterima dari kasus nahas ini. Menurut mereka, para penggemar seharusnya lebih peka atau sensitif terhadap para idol mereka. Para penggemar juga harus lebih sayang, sehingga dapat memberikan dukungan yang besar kepada para idol.

Bukan menjadi rahasia lagi bahwa para fans K-Pop tidak sedikit yang merupakan toxic fans. Para penggemar agresif yang disebut sebagai sasaeng ini akan ikut campur dalam kehidupan para idol serta berusaha sekeras mungkin terlibat di dalam kehidupan para pujaan mereka tersebut. Mereka menghubungi dan cenderung meneror para idol melalui nomer telepon pribadi mereka, meretas akun media sosial mereka, menguntit para idol kemana saja, atau bahkan sampai berkemah di depan tempat tinggal para idol. SUMBER

Oleh sebab itu, tak heran komentar mereka di media sosial tentang kehidupan para idol, menciptakan depresi dan masalah mental atau kejiwaan para selebritas tersebut. Pada akhirnya, tindakan para pengguna media sosial tersebut juga akan mendorong tindakan bunuh diri.

Ada komentar lain yang menarik perhatian saya. Pengguna Twitter tersebut mengatakan bahwa dengan adanya kasus terbaru bunuh diri oleh Moonbin, maka nama K-Pop kembali ternoda. Hal ini akan digunakan orang-orang yang bukan penggemar K-Pop, termasuk mereka yang tidak menyukainya untuk menyerang idol dan para fans-nya. Industri hiburan K-Pop akan dianggap sebagai fenomena buruk dan tidak menguntungkan, bahkan sangat merugikan, baik bagi pada idol maupun para penggemarnya.

Tulisan saya ini akan menggarisbawahi beberapa komentar yang menarik ini, serta memberikan sedikit pembahasan dari perspektif saya pribadi.

Selain rasa prihatin yang saya rasakan, ada pula sedikit kritik bagi para penggemar idol.

Berdasarkan pada komentar-komentar tersebut, saya setuju bahwa sedikit banyak, kasus bunuh diri Moonbin akan membawa dampak buruk bagi pandangan masyarakat non pecinta K-Pop terhadap industri hiburan tersebut.

Namun, ini bukan tanpa alasan.

Bila dijelaskan sebelumnya, bahwa beberapa komentar berfokus pada perilaku para penggemar terhadap idol mereka agar lebih peka dan sayang, saya melihat, harusnya perasaan itu juga diberikan kepada orang-orang yang awam tentang K-Pop atau bukan termasuk para penggemarnya.

Banyak kasus dimana para penggemar fanatik grup idol melakukan gerakan masif untuk melakukan banyak hal yang mendukung idol mereka, atau sebaliknya menyerang, merundung dan memrotes siapapun yang melakukan komentar salah terhadap idol mereka.

Sebut saja serangan masif para ARMY, atau sebutan bagi penggemar berat grup idol BTS, kepada James Corden, yang merupakan host acara The Late Show With James Corden. Saat itu, Corden menyebutkan bahwa Blackpink, salah satu grup idol perempuan Korea Selatan yang sangat populer, sebagai grup K-Pop pertama yang memiliki album rekaman nomer satu di US Album Charts.

ARMY langsung memrotes pernyataan ini dengan mengatakan bahwa Corden salah. Corden akhirnya meminta maaf kepada para ARMY atas kesalahannya ini. SUMBER

Hal ini sepertinya sepele, dan bisa diargumentasikan bahwa memang Corden harusnya mengoreksi kesalahannya. Namun, yang saya fokuskan adalah pada perilaku para fans yang cenderung 'brutal' dalam menanggapi segala hal yang merugikan idol mereka.

Para fans K-Pop, tidak hanya ARMY, memiliki kecenderungan untuk mengintimidasi, merundung dan menyerang siapapun yang menjelek-jelekkan serta mengkritisi idol mereka, sengaja maupun tidak. Mereka beranggapan bahwa idol mereka adalah sosok sempurna yang harus dibela dan dipuja. Sedangkan yang tidak setuju atau sejalan dengan pemikiran mereka, adalah orang-orang yang pantas untuk dipermasalahkan.

Sejatinya, jenis pemujaan terhadap para idol semacam ini adalah toxic belaka.

Para penggemar K-Pop -- sekali lagi, tidak semua -- malah cenderung tidak peka, dan tidak peduli dengan hal-hal diluar kegemaran mereka. Maka, mungkin sekali ketidakpekaan itu secara ironis juga berlaku bagi tuntutan mereka sendiri terhadap para idol yang diminta terus sempurna.

Para penggemar K-Pop memiliki kecenderungan untuk memusuhi orang-orang yang bukan bagian dari mereka. Sebagai akibatnya, kematian tragis Moonbin tentu saja dijadikan salah satu tambahan noktah merah buruk industri hiburan Korea Selatan.

Fanatisme terhadap idola sejatinya telah terjadi jauh sebelum merebaknya budaya K-Pop ini. Sebut saja popularisme Michael Jackson sang King of Pop di masa lalu. Atau The Beatles, serta band-band rock dan metal yang kemudian menciptakan kaun groupies. Semua penggemar mereka memiliki ciri yang serupa, yaitu fanatisme berlebihan.

Munculnya internet dan media sosial di masa kini, membuat gerakan para penggemar menjadi terkesan lebih masif. Budaya kegemaran mereka yang kemudian menjadi stan culture (silahkan baca tulisan saya mengenai stan culture di sini), tidak hanya merugikan idola mereka, melainkan juga berdampak pada orang-orang yang tidak menjadi bagian dari kegemaran dan fenomena ini.

Sesungguhnya, dengan tidak hanya peka dan sayang pada idol mereka, melainkan juga peduli pada dunia diluar K-Pop, para fans tidak hanya meyelamatkan anggota idol dari depresi serta mencegah Moonbin-Moonbin yang lain, tetapi juga memperbaiki image para fans K-Pop yang selama ini dikenal sebagai fans fanatik dan cenderung 'brutal'.

That's it, I said what I said.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun