Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Jatuh di Teluk

2 Maret 2024   21:27 Diperbarui: 2 Maret 2024   21:40 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MALAM JATUH DI TELUK

Siluet tangamu menutup malam
berupa awan yang digembalakan angin barat
Lalu jatuh menjadi gelap di teluk
Dipeluk tanjung
Tempat nelayan merendam jangkar
menggulung layar
mengandangkan sampan
Yang letih ditampar gelombang
Pada tebing pasir ombak menuliskan legenda
Mesti dibaca dengan pikiran terang

Aku diam
ingin menangkap suara elang
Terbang melintas muara
Membawa pratanda musim kemarau telah tiba
dan dengung kumbang memanen kembang lontar
mekar oleh senandung penderes muda

Aku diam
Apakah engkau bicara di pekik camar
Tidak ada
Cuma denging asing
melenting dari puing ranting
patah dari cabang-cabang renta
ditanam lewat ciuman di masa muda
"tidak cukupkah luka berulat oleh dusta?" aku bertanya
desir pasir di lidah buih
mencetak rimbun tanda tanya
mesti dijawab oleh hati bersih
"tidak cukupkan doa menguapkan noda" aku bertanya
desau cemara menabur rasa bimbang
mesti dipenggal dengan kehendak merdeka

Jika ada sesal biarkan mencair
menjadi malam
Jatuh
Menjadi hujan di teluk
besok
tumbuh menjadi fajar di jantung kita

Desember 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun