Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tempat Pengungsian

5 November 2022   15:11 Diperbarui: 5 November 2022   15:18 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang-kadang hari menjadi gelap. Dari langit ingatan hujan runtuh begitu saja. Ke dalam rimbunan huruf, ia berteduh. Menunggu terang hari, lalu melempar langkah.

Kadang-kadang hari menjadi air bah. Waduk rasa sabar telah letih menampung rasa berdosa, perkara-perakra tanpa kesimpulan, tanpa chapter pembuka. Titik-titik yang sudah bingung mengakhiri. Hanya pada barisan kalimat, engkau dapat memegang tangannya yang penuh harapan.

Kadang-kadang rasa takut tumbuh seperti kelor subur. Akar-akar trauma telah dipaksa menyelam dalam. Tapi kelam malam membuka luka-luka abadi. Kepala pun jadi ruang pengadilan. Mengadili diri sendiri tanpa vonis terakhir.  Hanya dalam paragraf-paragraf singkat ada kolam sentosa, tempat ketakutan dicairkan

Kadang-kadang mulut dipagar rasa enggan. Lalu cinta kandas di ungkap. Begitu banyak yang hendak diujar, tetapi hilang ujaran. Begitu banyak sesak yang hendak dilapangkan, tapi kehilangan lapangan. Hanya pada jari-jari yang menulis larik, engkau dapat mengungkap apa yang tak bisa diungkap.

Kadang-kadang engkau ditinggalkan. diremuk rasa sendiri. Kawan-kawan yang  menjadi lawan. saudari yang yang jadi asing. Saudara yang menjadi usang. Hanya dari seluruh pojok kamus dan buku, dapat kau undang abjad, tanda baca, makna-makna dalam, esai-esai singkat. Lalu hatimu tak lagi sepi. Pesta-pesta meriah dalam tenda gagasan yang tak butuh undangan dengan gelar-gelar panjang.

Tulisan adalah hijau hutan tempat pengungsian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun