Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin Musim Tenggara

3 Januari 2022   21:15 Diperbarui: 4 Januari 2022   14:28 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret semak pantai: koleksi pribadi

Dalam angin musim tenggara

Juni mengerutu di daun-daun

Lalu melesatkan sebatang  jarum
Ngilu di jantung


Siapa itu dalam sebuah perahu
Menyelinap dalam mendung
Mengejar buih
Mengalir ke teluk
tempat semua rindu bergelung
dalam kabut pelabuhan membisu

Di mana engkau rambut ilalang
yang menulis harapan di genggaman
Bersiul bersama camar di dahan-dahan cemara
menuliskan nama pada ombak

yang berlomba membunuh rasa bosan

Dalam renang ikan-ikan

Cinta mesti dilepas ke samudera silam

Yang ditinggal cuma fresco abstrak

Mozaik besar bernama kehidupan


Angin musim tenggara berkelepak
Menampar tebing-tebing karang
Pasir pun  menitis
lirih
ringkih
kering
terbirit
pergi
sebaiknya tak kembali ke sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun