Mohon tunggu...
Niko Ardanisatya
Niko Ardanisatya Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Ordinary people, businessman wannabe... :) A young boy who called for New Indonesia in Business and Technology Don't become the world, change the world

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akhlak atau Kepandaian? Mana yang Dibutuhkan untuk Memimpin Sebuah Bangsa

6 Januari 2014   13:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepandaian…

Itu adalah suatu hal yang sangat berharga dan dicari banyak orang. Banyak orang mencarinya dengan berbagai cara, dengan bersekolah, kursus, dan belajar banyak hal.  Namun, apakah kepandaian adalah segalanya?Apakah hanya kepandaianlah satu-satunya syarat untuk memimpin sebuah bangsa?

Sebenarnya, jika kita amati secara seksama, di bangsa ini banyak orang yang pandai. Institusi-institusi pendidikan tidak henti-hentinya melahirkan orang-orang pandai.  Tapi, kenapa sedikit saja orang-orang pandai tersebut yang berakhlak mulia dan siap memimpin bangsa. Sedih sekali rasanya jika melihat banyak orang pandai menjadi koruptor, penjahat, maupun hal lain yang tidak baik.  Penjara sekarang banyak dipenuhi oleh orang pandai. Padahal seharusnya kepandaian itulah yang digunakan untuk membangun bangsa ini.

Saya yakin, para koruptor adalah orang – orang yang pandai. Jikalau tidak pandai, mereka tidak akan bisa menduduki jabatan-jabatan tersebut dan saya rasa, untuk melakukan korupsi juga dibutuhkan kepandaian tertentu. Lalu, apakah yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin bangsa selain kepandaian? Saya kemarin melihat sebuah video klip di tayangan televise “Mata Najwa” yang berkisah tentang para penebar inspirasi. Jika anda belum melihat, berikut link videonya.


Saat melihat video tersebut, mungin anda tertawa (karena jika dipikir memang lucu). Namun, saat saudara lihat kata demi kata, itulah sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin bangsa. Bukan hanya kepandaian, tapi adalah akhlak yang mulia, nilai-nilai kehidupan yang sudah di hidupi dari kecil. Hal ini tidak terjadi secara instan, perlu dibentuk dari kecil, lewat keluarga, sekolah, komunitas dan juga seluruh media yang terlibat di bangsa ini.  Saya belajar dari kisah-kisah hidup bapak-bapak di vido tersebut, sejak mudanya sudah ditanamkan nilai-nilai kehidupan yang benar, tidak heran kalau saat sudah beranjak dewasa mereka menjadi pribadi yang menjadi panutan banyak orang. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat juga bertanggung  jawab melahirkan generasi yang akan datang, bukan hanya generasi yang pandai tapi generasi yang berakhlak mulia, yang siap memimpin bangsa ini.

Bicara tentang pemimpin bangsa, tanggal 9 April 2014 dan 9 Juli 2014 kita semua akan memilih para pemimpin bangsa, mulai dari pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan wapres yang baru. Banyak sekali calon-calon yang sudah berkampanye, menawarkan banyak hal. Ada yang asli dan tulus, tapi ada juga yang palsu dan hanya haus kekuasaan, anda sendirilah yang dapat menilai. Pada saat pemilihan nanti, pastikan kita semua memilih pemimpin yang benar, bukan hanya pandai dan bermodal banyak janji.  Saya yakin dalam pemilihan umum kali ini, sebagian besar pemilih adalah para pemilih yang cerdas yang tidak mudah ditipu dengan janji sementara, ingat!nasib bangsa ada di setiap tangan kita.

Sekarang saatnya pemimpin yang baru bangkit, seorang pemipin yang tidak hanya pandai, tapi mengerti benar isi hati rakyat, seseorang yang benar-benar mengabdi untuk bangsa ini. Bukan hanya mementingkan kepentingan kelompoknya, tapi kepentingan bangsanyalah yang utama. Tidak sama dengan yang lainnya, tapi seseorang yang akan mengubah segalanya.

DON’T BECOME THE WORLD, CHANGE THE WORLD, itulah Pemimpin Bangsa Sejati…

Salam

Niko Ardanisatya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun