Setiap manusia terlahir dalam keadaan cerdas. Manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan dalam dirinya. Namun sayangnya, dari sekian jenis kecerdasan yang ada, kecerdasan intelektual atau IQ sering dijadikan sebagai tolak ukur kecerdasan bahkan kesuksesan seseorang. Padahal sebenarnya, jenis kecerdasan lain juga tidak kalah pentingnya. Salah satu kecerdasan yang juga penting untuk diperhatikan dan dikembangkan adalah kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah kecerdasan seseorang dalam mengelola dan memahami emosi yang dirasakan diri sendiri maupun orang lain. Konsep kecerdasan emosional pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer di sebuah artikel pada tahun 1990.
Kecerdasan emosional yang baik akan membuat seseorang mampu untuk mengenali, menggunakan, memahami, dan mengelola emosinya secara positif sehingga dapat mengurangi rasa stres, berkomunikasi secara efektif, berempati dengan sesama, mengatasi tantangan yang ada, sampai menyelesaikan konflik. Bahkan hasil penelitian yang dilakukan oleh psikologi di Harvard School of Education menunjukkan bahwa seseorang yang terampil dalam mengelola emosinya, dapat menangani perasaannya dengan baik, serta mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain berpotensi memiliki keberuntungan dalam setiap aspek kehidupan.
Lalu bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk membangun dan meningkatkan kecerdasaan emosional pada anak? Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa dilakukan untuk membangun dan meningkatkan kecerdasaan emosional anak.
1.Membantu anak untuk mengenal emosi yang dirasakan
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan membantu anak mengenal emosi yang dirasakannya. Apakah senang, sedih, marah, kecewa, dan sebagainya. Kita bisa menanyakan apa yang sedang dirasakan anak. Setelah itu kita dapat menjelaskan perasaan yang dirasakan itu termasuk emosi apa dan mengapa ia merasakannya.
2.Membantu anak untuk menerima dan menyalurkan emosinya dengan baik dan tepat
Setelah anak mengenali emosi mereka, hal selanjutnya adalah kita membantu mereka untuk dapat menerima emosi yang dirasakan. Penting untuk menjelaskan bahwa merasa senang, sedih, marah, dan lainnya itu merupakan hal wajar.
Kemudian, ketika anak sudah mulai bisa menerima emosi yang dirasakan, kita dapat mengarahkan mereka tentang bagaimana cara menyalurkan atau mengekspresikan emosinya dengan baik dan tepat. Misalnya ketika anak merasa senang, kita dapat mengarahkan mereka untuk bersyukur, tersenyum, melakukan kegiatan seru, dan lainnya.
3.Mengajarkan anak untuk memiliki rasa empati
Tidak hanya mengenali emosi pada diri sendiri, anak juga perlu mengenali emosi orang lain atau istilahnya berempati. Rasa empati ini akan membuat anak lebih peka dan peduli terhadap sekitar serta juga akan membangun hubungan baik dengan lingkungan mereka nantinya.