Mohon tunggu...
NIKMATUS ZAHRO
NIKMATUS ZAHRO Mohon Tunggu... Mahasiswi PIPS UIN Malang

A girl who is blessed with beauty and intelligence

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Reward vs Reinforcement, Mana yang Lebih Baik?

27 Desember 2022   18:27 Diperbarui: 27 Desember 2022   18:28 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam kegiatan pembelajaran seringkali kita temui guru maupun orang tua yang sengaja memberikan reward kepada anak-anak agar mereka lebih semangat dalam belajar atau mencapai suatu prestasi. Memberikan sebuah reward memang bisa dijadikan alternatif bagi guru maupun orang tua untuk memotivasi anak-anak. Namun, jika dibandingkan dengan reinforcement mana yang lebih baik? Apakah reward? atau justru reinforcement? 

Bagi sebagian orang kata reinforcement memang masih asing ketimbang reward. Padahal sebenarnya reinforcement ini sudah dikenalkan sejak lama. Reinforcement atau dalam bahasa Indonesia berarti penguatan adalah segala sesuatu yang mengikuti suatu perilaku dan meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku tersebut akan lebih mungkin terjadi di masa depan. 

Salah satu perbedaan antara reward dan reinforcement adalah pemberian reward diberitahukan sejak awal atau sebelum anak melakukan suatu hal. Sementara itu, reinforcement diberikan setelah anak melakukan suatu hal tanpa ada pemberitahuan di awal. 

Mungkin perbedaan antara reward dan reinforcement tersebut terlihat sepele. Tapi sebenarnya ini sangat penting dan memiliki pengaruh bagi anak. Seorang anak yang diberitahu jika ia akan mendapatkan sesuatu sebagai reward jika ia berhasil melakukan atau mencapai suatu hal memang akan bersemangat untuk melakukan atau mencapai suatu hal tersebut. 

Namun perlu digaris bawahi motivasi anak untuk melakukan atau mencapai suatu hal tersebut adalah demi mendapatkan sebuah reward. Di kesempatan selanjutnya belum tentu ia mau melakukan atau mencapai suatu hal jika tidak ada reward yang diberikan. 

Beda halnya dengan reinforcement. Sebelum melakukan sesuatu, guru atau orang tua cukup memberikan pemahaman tentang apa yang akan mereka lakukan. Ketika anak mau dan berhasil melakukan sesuatu tersebut, maka reinforcement baru diberikan. Sehingga kemungkinan anak untuk terus bersemangat melakukan suatu hal tetap ada karna dari awal tidak diberikan janji tentang hadiah atau sebagainya. 

Sehingga disini dapat dilihat bahwa reward akan membelokkan motif anak dalam melakukan suatu hal, yaitu untuk mendapatkan sesuatu yang merupakan bentuk dari reward itu sendiri. Sementara itu, reinforcement akan menguatkan motif perilaku anak yang telah sesuai dengan yang diharapkan karena reinforcement tidak diberikan atau dijanjikan di awal. 

Jadi sampai sini, mana yang lebih baik antara reward vs reinforcement? Kalau menurut penulis pribadi reinforcement terbilang lebih baik. Namun bukan berarti reward tidak baik. Reward dan reinforcement sama-sama dibutuhkan dan tetap bisa dilakukan tergantung bagaimana kondisi yang dihadapi. Yang terpenting adalah kita harus tetap bijak dalam memberikan reward maupun reinforcement tersebut. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun