Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Bahagianya Anak-anak Bersama Mbak Ita di Hari Raya Idul Adha

21 Juni 2024   16:28 Diperbarui: 21 Juni 2024   16:30 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humas Pemkot Semarang

Teori efektifitas dalam dunia kerja memang sangat dibutuhkan. Apalagi saat mengkover kebutuhan pemerintahan, formula untuk mencapai target keberhasilan harus disusun serapi mungkin. Semua ujungnya ada pada kebaikan, memberikan kualitas pelayanan yang semaksimal mungkin untuk masyarakat.

Dalam pelajaran bahasa, efektifitas ini juga bisa ditarik dari peribahasa "sekali mendayung, dua tida pulau terlampaui". Maknanya tidak jauh dari manfaat langkah yang tepat itu ada banyak hal yang pastinya bernilai positif. Hal serupa rasanya yang coba dilakukan para pemimpin yang peduli akan kesejahteraan masyarakatnya.

Satu diantaranya saya temukan pada diri seorang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang menjabat sebagai Wali Kota Semarang. Menjabat sebagai seorang pemimpin di ibukotanya Jawa Tengah, membuat wali kota yang kerap disapa Mbak Ita tersebut harus memutar otak untuk menyelesaikan permasalahan yang mengendap di daerah naungannya.

Problem tentang stunting dan ekonomi menjadi dua hal yang kerap bersandingan di berbagai titik. Dan pastinya menjadi sebuah tantangan bagi setiap pemimpin termasuk Mbak Ita untuk menyingkirkannya.

Satu program tidak bakal cukup untuk menuntaskannya, harus ada beberapa program yang dilakukan secara konsisten. Mbak Ita menjadi pusat orbit berjalannya program itu di lingkungan tempat tinggal warganya.

Salah satu yang menjadi mataharinya, ada program Rumah Pelita yang menjadi penerang dalam penurunan angka stunting Kota Semarang. Berkat konsisten menjalankan orbitnya, inovasi Rumah Pelita dan program lain, angka stunting menyusut. Pencapaian itu dibuktikan dengan turunnya presentase stunting sebesar 10% dalam kurun waktu satu tahun.

Target Mbak Ita untuk menjadikan Kota Semarang zero stunting masih terus berjalan, salah satu konsen itu dia wujudkan lewat Hari Raya Idul Adha kemarin bersama anak-anak di Panti Asuhan Al Yasyirah dan Yayasan Daigi Kota Semarang. Hewan kurban yang jadi santapan khas setiap hari raya di bulan Dzulhijjah itu, menjadi makanan bergizi tinggi bagi barisan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Mbak Ita tidak mau kehilangan kesempatan baik itu hingga membuatnya turun langsung dalam acara nyate bersama anak-anak. Siapa sangka dari keseruan itu Mbak Ita tidak hanya membawa visi memberi perlindungan dalam tumbuh kembang anak-anak di daerahnya, tapi juga menerbitkan secercah senyum bahagia di wajah mereka.

Ya moment hadirnya Mbak Ita menjadi penglipur lara, dari sanak-saudara yang tidak bisa membersamai mereka di perayaan hari besar umat Islam ini.

Harapan dan doa pun anak-anak ucapkan agar Mbak Ita sehat dan selalu amanah dalam menjalankan tugasnya. Kehadiran Wali Kota perempuan pertama di Semarang itu membuat anak-anak merasakan indahnya sebuah kebersamaan, nikmatnya berbagi dan istimewanya sebuah rasa syukur yang menyalurkan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun