Malam minggu, karena tidak ada acara di luar rumah, berakhirlah aku bergumul dengan salah satu koleksi novelku. Sudah tahu endingnya seperti apa tidak membuatku kehilangan minat untuk kembali membaca kisah Ange dan Farhan.
Ceritanya mengisahkan tentang seorang program director di salah satu stasiun televisi swasta dan mas-mas KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).
Ada satu scenenya yang menggambarkan sebuah film dengan alur cerita yang begitu apik, diceritakan oleh tokoh utama perempuan di dalamnya. Anggap saja cerita-dalam cerita gitu ya, kawan.
Kagumku bertambah berkali-kali lipat saat si Ange, tokoh utama perempuan, memaparkan penilaiannya terhadap film yang sedang trend di kalangan mereka. Mbak Umi, si penulis, memang cakap sekali membuat karakter cakep tokoh-tokohnya.
Baru akan meneruskan apa kelanjutan ceritanya, tiba-tiba notifikasi ponselku berbunyi beruntun. Sudah macam kereta saja.
Mataku berbinar, mulutku terus menggumkan kata keren dan kawananya. Notifikasi itu dari kakakku yang memamerkan keseruannya di konser musik Slank.
Yang kembali membuat mataku terpaku dengan ponsel, bukan hanya Slank tapi ada sosok jangkung yang mencuri pandanganku.
Ya, ada satu orang yang hadir juga di panggung itu, ikut bernyanyi bersama sang vokalis dan kawan-kawannya. Saat kuamati betul-betul ternyata dia si rambut putih.
"Sorry Mb Umi, kayaknya nonton Pak Ganjar dan Slank membuatku pindah haluan dulu", celetuk batinku sambil menaruh pembatas novel di halaman terakhir yang kubaca.
Bukan hanya cerita Mb Umi yang badas malam ini, konser Slank dan Ganjar juga tak kalah badasnya.