Tidak akan lama lagi, Anis akan turun dari singgasananya, banyak sekali kesibukan yang dilakukannya untuk meninggalkan kesan baik pada era kepemimpinannya di DKI Jakarta. Tak sedikit pula namanya tercoreng dan menjadi buah bibir di semua kalangan masyarakat.
Memang kapan sih gubernur satu itu absen dari obrolan rakyat, sepertinya tidak pernah, ya. Apalagi pasca dirinya diusung menjadi capres oleh partai Nasdem, bak asap yang merebak ke udara, mengejutkan khalayak umum, dan membuat heboh semua penjuru.Â
Belum lagi kegaduhan yang ia lakukan setelahnya, ada-ada aja kelakuan yang harus dikritiki darinya, tak hanya satu namun sering kelakuannya mumbuat geram masyarakat.
Sama halnya dengan kerabatnya dalam dunia politik, siapa lagi kalau bukan AHY, ketua umumnya partai demokrat. Aduh, kalau sampe keduanya berkolaborasi menjadi pemimpin negeri ini, bisa-bisa jadi gado-gado negara ini.Â
Gado-gado mending enak dijadikan santapan, lah kalau digambarkan untuk tatanan negeri ini, sama sekali bukan perumpamaan yang layak, apalagi cocok.
Seperti Anis yang mencampurkan agama dan politik hingga mencetuskan politik identitas, dan AHY yang selalu menduelkan urusan pribadi dengan politik hingga menyeret peponya tersayang.
Terkadang publik dibuat heran oleh kedua elit politik itu, kenapa dalam mengambil peran sebagai seorang tokoh politik, mereka tidak bisa bermain pintar, siasat yang mereka gunakan menimbulkan gelakan tawa sana-sini.
Skenario yang mereka jalankan sudah banyak ditebak oleh khalayak umum, caranya selalu itu-itu saja yang dimainkan.
Anis mengulang kampanyenya dengan politik identitas, AHY tidak ada bosannya menyindir, bahkan dengan gamblang menyerang sistem pemerintah Jokowi ini. Betulkah, tidak ada inovasi berpolitik kedua elite politik ini?
Pasca pencapresan Anis oleh Nasdem, bagaikan buah simalakama, dia dirundung banyak sekali masalah. Banjir yang terus berputar di sekeliling Jakarta.Â