Masyarakat Papua Pegunungan Tengah pada umumnya masih primitif dan memegang erat budaya dan adat istiadat leluhurnya. Mereka berpikir sangat primitif sehingga susah untuk diajak maju. Jika ada sesuatu hal yang sebenarnya ingin mengajak mereka ke arah perubahan yang lebih baik, mereka sangat sulit untuk menerimanya. Apalagi jika yang mengajak adalah orang luar Papua, mereka sangat menentangnya. Hal tersebut dikarenakan tingkat kesukuan yang masih tinggi. Mereka beranggapan bahwa mereka bukan bangsa Indonesia, melainkan bangsa Papua sendiri. Oleh karena itu perlu diterapkan pendidikan berbasis sosiokultural yaitu pendidikan yang berasaskan budaya setempat. Jadi dalam setiap pembelajaran harus disesuaikan juga dengan budaya setempat, tidak terlepas juga dalam pembelajaran geografi. Dengan memasukkan nilai-nilai budaya lokal maka siswa merasa mereka sedang tidak dijajah oleh Bangsa Indonesia. Mereka akan senang dan mengetahui bahwa budaya mereka adalah budaya yang sangat unik dank has yang ada di Indonesia. Dengan demikian mereka akan sadar bahwa mereka adalah bagian dari Indonesia dan diharapkan timbul rasa cinta tanah air terhadap Indonesia.
Budaya lokal saat praktek Seni dan Budaya di SMAN Okbibab
Sumber : dokumen Pribadi Nikmatul istikhomah
PENUTUP
Dalam menumbuhkan rasa nasionalisme di Pegunungan Tengah Papua, khususnya di Kabupaten Jayawijaya dan Pegunungan Bintang, Pendidikan Geografi memiliki banyak tantangan baik berupa tantangan fisik maupun sosial. Pendidikan Geografi sangat berperan dalam menumbuhkan rasa nasionalisme NKRI di wilayah Pegunungan Tengah Papua. Pendidikan Geografi mempunyai kontribusi dalam memupuk rasa cinta tanah air atau nasionalisme karena dengan belajar geografi siswa dapat mengenal berbagai informasi tempat tinggal umat manusia baik secara global ataupun nasional di wilayah NKRI. Cinta tanah air (nasionalisme), rasa persatuan dan kesatuan akan berkembang setelah siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang keberagaman berbagai potensi dan sumberdaya alam yang ada di Indonesia.
Menurut pendapat tersebut bahwa pembelajaran geografi memberikan kontribusi yaitu pengetahuan dan pemahaman tentang potensi keadaan Indonesia. Untuk nilai-nilai nasionalisme itu akan tumbuh seiring dengan pembelajaran geografi itu dilaksanakan di setiap jenjang pendidikan. Oleh karena guru geografi yang profesional sangat diperlukan untuk memberikan pembelajaran yang bermakna yang bisa memasukkan nilai karakter nasionalisme dan memadukan pendekatan sosiokultural dalam pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Aritonang, Oktober Tua. 2012. Harapan Masyarakat Dan Tantangan Dalam Pendidikan. Lentera Pendidikan : Jakarta
Azra, Azyumardi. (2012). Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Indonesia : Tantangan Globalisasi. Senin 19 juni 2012 hal 1: http://www.setneg.go.id
Chatib, Munif. 2011, Gurunya Manusia : Menjadikan Semua Anak Spesial dan Semua Anak Juara (Mizan Best Seller), Khaifa : Jakarta
Maryani, Enok. (2009) Sosial Skills Geografi. Pengembangan Keterampilan Sosial Melalui Pembelajaran Geografi. Jurnal Seminar IGI Bandung Tidak diterbitkan