Sehat Fisik  Anak Didik dengan Permainan Gross Motorik
Nikmatul Choiriyah
Motorik kasar ( gross motor skill) adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007: 113-114). Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain. Bambang Sujiono (2007: 13) berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Menurut Endang Rini Sukamti (2007: 72) bahwa aktivitas yang menggunakan otot-otot besar di antaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif.. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti: berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang.
Sehat secara fisik artinya memililki badan yang sehat dan bugar. Dengan demikian yang dimaksud dengan dalam artikel ini adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh anak seperti mata, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki pada saat melakukan permainan gross motorik. Untuk itu perlu adanya kreatifitas guru dalam menambah semangat belajar anak agar kesehatan fisiknya meningkat. Salah satu contoh kreatifitas guru dalam berinovasi yaitu  melakukan permainan gross motorik.
 Permainan gross motorik adalah gerakan di atas banner bergambar yang digelar di lantai. Di Taman Kanak-Kanak yang dikondisikan sedemikian rupa dengan berbagai kegiatan yang diharapkan dapat menarik minat anak ke arah pembelajaran yang menyenangkan dan aplikatif.
Permainan gross motorik ini dibuat untuk pengembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun dan juga 5-6 tahun. Anak usia ini biasanya sangat aktif bergerak. Mereka seperti tidak memiliki rasa lelah. Untuk itu, guru perlu membuat rancangan pembelajaran untuk menyalurkan energi anak usia ini.
Dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, kegiatan motorik kasar dilakukan pada awal kegiatan. Di waktu ini kondisi fisik anak sedang prima. Setelah melakukan kegiatan motoric kasar dengan optimal, diharapkan anak lebih siap untuk melakukan pembelaran pemngembangan bidang lainnya.
Alat yang digunakan dalam permainan ini adalah banner yang didesain dengan gambar-gambar yang menarik bagi anak. Kita bisa menggunakan gambar kaki, tangan, binatang-binatang seperti kelinci, siput, katak maupun kepiting. Desain kemudian dicetak menjadi banner dengan berbagai macam ukuran, bisa sedang ataupun besar. Ukuran besar atau lebar lebih disarankan agar anak-anak lebih leluasa untuk bergerak.
Dalam permainan gross motorik yang sudah kami rancang, banner yang lebar dengan gambar angka, kaki, kelinci, dan maze. Banner direntangkan di lantai. Guru memberikan contoh menggunakan alat permainan gross motorik. Anak melakukan gerakan sesuai instruksi yang ada pada gambar , yaitu memulai berjalan pada gambar angka dan gambar kaki , meloncat pada gambar kelinci, berputar pada gambar maze kemudian melompat menirukan gerakan katak pada gambar tangan dan kaki .  Pada ujung banner ( finish ), anak mendapatkan reward gambar  senyum dan piala.
Awalnya beberapa anak kesulitan melakukan kegiatan permainan ini, mereka belum memahami benar instruksi dari gambar-gambar tersebut. Namun dengan contoh dari guru dan juga melihat aktifitas dari teman yang lain, semakin lama mereka tertarik dan bisa melakukan permainan dengan baik.